Jumat, 30 April 2010

MENGENAL SIFAT SHALAT RASULULLAH bag.1

I. MENGHADAP KA'BAH
Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bila berdiri untuk shalat beliau menghadap ka'bah beliau bersabda "Bila engkau berdiri untuk shalat,sempurnakanlah wudhumu kemudian menghadap kiblat lalu bertakbirlah"(Hr.bukhari,muslim,dan siraj)
"Kemana saja kamu menghadapkan muka disana ada wajah Allah" (Al Baqarah 115).
Beliau pernah shalat menghadap Baitul Maqdis,hal ini terjadi sebelum turunnya firman Allah "Kami telah melihatmu menengadahkan kepalamu ke langit.kami palingkan kamu ke kiblat yang kamu inginkan.oleh karna itu hadapkanlah wajahmu sebagian arah masjidil Haram"(Al Baqarah 144)

setelah ayat ini turun beliau shalat menghadap ka'bah.pada waktu shalat shubuh kaum muslimin di Quba kedatangan seorang utusan Rasulullah menyampaikan "Sesungguhnya Semalam Rasulullah telah mendapat wahyu beliau di suruh menghadap ka'bah oleh karna itu hendaklah kalian menghadap kesana"pada saat itu mereka tengah menghadap ke Syam (Baitul Maqdis).mereka lalu berputar,Imam mereka memutar haluan hingga ia mengimami mereka menghadap kiblat" (Hr.Bukhari,Muslim,Ahmad,Siraj,Thabrani,dan Ibnu Sa'ad dalam kitab Al Irwa' hadist no 290)

II. BERDIRI
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengerjakan sholat berdiri karna memenuhi perintah Allah dalam surah Al Baqarah 238 apabila bepergian beliau melakukan sholat sunnah di atas kendaraanya,beliau mengajarkan agar melakukan shalat khauf dgn berjalan kaki atau berkendaraan.

Peliharalah semua shalat dan shalat wustha dan berdirilah dgn tenang karna Allah.jika kamu dalam ketakutan sholatlah dgn berjalan kaki atau berkendaraan.jika kamu dalam keadaan aman ingatlah Kepada Allah dgn cara yg telah di ajarkan kepada kamu yang mana sebelumnya kamu tak mengetahui cara tersebut (Al Baqarah 238)

III. MENGHADAP SUTRAH
Sutrah/pembatas yang berada di depan orang shalat.dalam shalat menjadi keharusan imam dan orang yang shalat sendiri.sekalipun di mesjid besar.demikianlah pendapat Ibnu Hani dalam kitab Masa'il dari Imam Ahmad beliau mengatakan "pada suatu hari saya shalat tanpa memasang sutrah didepan padahal saya melakukan shalat didalam mesjid kami.Imam Ahmad melihat kejadian ini lalu berkata kepada saya pasanglah sesuatu sebagai sutrahmu.kemudian saya memasang orang untuk menjadi sutrah.

Syaikh Al Albani mengatakan kejadian ini merupakan isyarat dari Imam Ahmad bhw orang yg shalat di mesjid besar atau kecil tetap berkewajiban memasang sutrah di depannya.

sebagaimana sabda Nabi bila seseorang diantara kamu sholat menghadap sutrah hendaklah dia mendekati sutrahnya sehingga setan tak dapat memutus shaltanya (Hr.Abu Daud,Al Bazzar dan Hakim.disahkan oleh Hakim disetujui oleh Dzahabi dan Nawawi)

hendaknya sutrah diletakkan tak terlalu jauh dari tempat kita berdiri sebagaimana telah dicontohkan Rasulullah berdiri shalat dekat sutrah/pembatas di depannya 3 hasta (Hr.Bukhari dan Ahmad)

Adapun yang dapat di jadikan sutrah yaituh tiang mesjid,tombak yg di tancapkan ke tanah,hewan tunggangan,pelana,tempat tidur,dinding dan lain2nya

IV. NIAT
Niat berati keinginan untuk shalat,menghambakan diri kepada Allah Ta'ala semata serta menguatkannya dalam hati."Semua amal tergantung pada niat dan setiap orang akan mendapat balasan sesuai dgn niatnya"(Hr. Bukhari,Muslim dalam kitab Al Irwa,hadist no 22)

Niat tak dilafadzkan dan tak disebutkan dari Nabi dan tak pula dari seorang sahabat,bhw niat itu dilafadzkan.Abu Daud bertanya kepada Imam Ahmad dia berkata apakah orang shalat mengatakan sesuatu sebelum dia takbir?" Imam Ahmad menjawab "tidak" (masaail al Imam Ahmad hal 31 dan Majmuu al Fataawaa XXII/28)

As Suyuthi berkata yang termasuk bid'ah adalah was was/ragu sewaktu berniat sholat.hal ini tak pernah diperbuat oleh Nabi dan para sahabat beliau mereka tak pernah melafadzkan niat sholat sedikitpun selain hanya lafadz takbir"

Asy Syafi'i berkata was was dalam niat sholat dan dalam thaharah termasuk kebodohan terhadap syariat atau membingunkan akal (lihat al Amr bi al itbaa' wa al ibtida)

V. TAKBIRATUL IHROM
Sesungguhnya shalat seseorang tak sempurna sebelum ia berwudhu dan melakukan wudhu sesuai ketentuan kemudian ia mengucapkan Allahu Akbar (Hr. Al Imam Thabrani dgn sanad shahih)

apabila engkau hendak mengerjakan shalat maka sempurnakanlah wudhumu terlebih dahulu kemudian menghadaplah ke arah kiblat lalu ucapkanlah takbiratul ihrom (Muttafaqun alaih)

Takbir diucapkan dgn lisan bukan diucapkan di dalam hati.Muhammad Ibnu Rusyd berkata adapun seseorang yg membaca dalam hati tanpa menggerakkan lidahnya maka hal itu disebut dgn membaca,karna yang disebut membaca adalah dgn melafadzkannya di mulut" An Nawawi berkata "adapun selain imam maka disunnahkan baginya untuk tak mengeraskan suara ketika membaca lafadz takbir,baik apakah dia sedang jadi makmun atau ketika sholat sendiri.tak mengeraskan suara ini jika dia tak menjumpai rintangan seperti suara yang sangat gaduh.batas minimal suara yang pelan adalah bisa di dengar oleh dirinya sendiri jika pendengarannya normal.ini berlaku secara umum baik ketika membaca ayat ayat Al Quran,takbir,tasbih ketika ruku',tasyahud,salam dan doa doa dalam shalat baik yang hukumnya wajib maupun sunnah" demikian nash yg dkmukakan Syafi'i disepakati oleh para pengikutnya.Asy Syafi'i berkt dlm Al Umm hendaklah suara bs didgr sendiri dan org yg berada disampingnya,tak patut dia menambah volume suara lbh dr itu" (al Majmuu' III/295)

BERSAMBUNG...

1 komentar: