Jumat, 30 April 2010

MENGENAL SIFAT SHALAT RASULULLAH bag.2

VI. MENGANGKAT KEDUA TANGAN
Disunnahkan mengangkat kedua tangan sebagaiman hadist diriwayatkan Abdullah bin Umar radhiayyalahu anhuma berkata "Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam biasa mengangkat kedua tangannya setentang bahu jika hendak memulai shalat,tiap kali bertakbir untuk ruku,dan tiap kali bangkit dari rukunya" (Muttafaqun Alaihi).

Atau mengangkat kedua tangannya setentang telinga berdasarkan hadist riwayat Malik bin Al Huwarits radhiyallahu anhu berkata " Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam biasa mengangkat kedua tangan setentang telinga setiap kali bertakbir dalam sholat"(Hr. muslim).

Dalam riwayat lain pula hadist Abu Daud , Ibnu Khuzaimah, Taman dan Hakim dijelaskan bhw Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam mengangkat kedua tangannya dgn membuka jari2nya lurus diatas tak merenggangkannya dan tak pula menggenggamnya"(Shifat sholat Nabi)

VII. BERSEDEKAP
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meletakkan tangan kanan diatas tangan kirinya/bersedekap beliau bersabda " kami para Nabi untuk segera berbuka dan mengakhirkan sahur serta meletakkan tangan kanan pada tangan kiri ketika melakukan sholat"(Hr. Al Imam Ibnu Hibban dan Adh Dhiya dengan sanad shahih).

Sebuah riwayat beliau melewati seorang pemuda yg sedang sholat tetapi orang ini meletakan tangan kirinya pd tangan kanannya lalu beliau melepaskanya kemudian orang itu meletakkan tangan kanannya pada tangan kirinya (Hr. Ahmad dan Abu Daud dengan sanad yg shahih)

Dari hadist Wail bin Hujur "Lalu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bertakbir kemudian meletakkan tangan kanannya diatas telapak tangan kiri,pergelangan tangan kiri atau lengan kirinya" (Hr. Al Imam Abu daud,Nasa'i,Ibnu Khuzaimah dengan sanad shahih dan dishahikan oleh Ibnu Hibban hadist no 485)

Hadist Nasa'i dan Daraquthni dengan sanad shahih mengatakan "tetapi beliau terkadang menggenggamkan jari jari tangan kanannya pada lengan kirinya"

Menyedekapkan tangan di dada adalah perbuatan yang benar menurut Sunnah berdasarkan hadist diriwayatkan Al imam Abu Daud, Ibnu Khuzaimah, Ahmad dari Wail bin Hujur "Beliau meletakkan kedua tangannya didadanya"

Inilah yang dilakukan oleh Imam Ishaq bin Rahawaih.
Imam Mawarzi dalam kitab Masa'il hal.222 berkata " Imam Ishaq meriwayatkan hadist secara mutawatir kepada kami..Beliau mengangkat kedua tangannya ketika berdoa qunut dan melakukan qunut sebelum ruku..Beliau menyedakapkan tangannya dgn teteknya".
Pendapat yang semacam ini jg disampaikan oleh Qadhi 'Iyadh al Maliki dalam bab Mustahabatu ash Sholat pada kitab Al I'lam,beliau berkata "Dia meletakkan tangan kanan pada punggung tangan kiri di dada"

VIII. MEMANDANG TEMPAT SUJUD
Hadist diriwayatkan oleh Ummul Mukminin 'Aisyah Radhiyallahu anha " Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak mengalihkan pandangannya dari tempat sujud di dalam sholat" (Hr. Baihaqi dan dishahikan oleh Syaikh Al Albani).

Beliau melarang keras menengadah ke langit ketika sholat.dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bhw Nabi bersabda " Hendaklah sekelompok orang bener2 menghentikan pandangan matanya yg terangkat ke langit ketika berdoa dalam sholat atau hendaklah mereka benar2 menjaga pandangan mata mereka" (Hr. Muslim, Nasa'i dan Ahmad).

Beliaupun melarang menoleh ke kanan atau ke kiri " Jika kalian sholat janganlah menoleh ke kanan atau ke kiri karna Allah akan senangtiasa menghadapkan wajahNYA kepada hamba yg sholat selama ia tak menoleh ke kanan atau ke kiri" (Hr. Tirmidzi dan Hakim).
Dalam Zaadul Ma'aad I/248 disebutkan bhw makruh hukumnya orang yg sedang menolehkan kepalanya tanpa ada keperluan.

Jadi di makruhkan shalat di hadapan sesuat yg bisa merusak konsentrasi atau di tempat yg ada gambar2nya.diatas sajadah yg ada lukisan atau ukiran dhadapan dinding bergambar dan sebagainya.

IX. MEMBACA DOA ISTIFTAH
Nabi shallallahu alaihi wasallam dalam doa istiftah bermacam2.Beliau mengucapkan pujian,sanjungan dan kalimat keagungan untuk Allah.Beliau pernah memerintahkan hal ini kpd orang yg salah dalm melakukanya dgn sabdanya
"Tak sempurna shalat seseorang sebelum ia bertakbir,mengucapkan pujian,mengucapkan kalimat keagungan(doa istiftah) dan membaca ayat2 Al Qur'an yg dihafalnya" (Hr.Abu Daud dan Hakim disahkan oleh Hakim disetujui oleh Dzahabi)

Adapun doa istiftah yg diajarkan oleh beliau diantaranya
ALLAHUMMA BA'ID BAINII WA BAINA KHATHAAYAAYA KAMAA BAA'ADTA BAINAL MASYRIQI WAL MAGHRIBI,ALLAHUMMA NAQQINII MIN KHATHAAYAAYA KAMAA YUNAQQATS TSAUBUL ABYADHU MINAD DANAS.ALLAHUMMAGHSILNII BIL MAA'I WATS TSALJI WAL BARADI artinya ya Allah jauhkanlah antara aku dan kesalahan2ku sebagaimana Engkau menjauhkan timur dan barat.Ya Allah bersihkanlah aku dari kesalahan2ku sebagaimana baju putih dari kotoran.Ya Allah cucilah aku dari kesalahan2ku dgn air,salju dan embun"(Hr.Bukhari,Muslim dan Ibnu Abi Syaibah)

Kadang kadang beliau juga membaca dalam sholat fardhu...

BERSAMBUNG...

MENGENAL SIFAT SHALAT RASULULLAH bag.1

I. MENGHADAP KA'BAH
Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bila berdiri untuk shalat beliau menghadap ka'bah beliau bersabda "Bila engkau berdiri untuk shalat,sempurnakanlah wudhumu kemudian menghadap kiblat lalu bertakbirlah"(Hr.bukhari,muslim,dan siraj)
"Kemana saja kamu menghadapkan muka disana ada wajah Allah" (Al Baqarah 115).
Beliau pernah shalat menghadap Baitul Maqdis,hal ini terjadi sebelum turunnya firman Allah "Kami telah melihatmu menengadahkan kepalamu ke langit.kami palingkan kamu ke kiblat yang kamu inginkan.oleh karna itu hadapkanlah wajahmu sebagian arah masjidil Haram"(Al Baqarah 144)

setelah ayat ini turun beliau shalat menghadap ka'bah.pada waktu shalat shubuh kaum muslimin di Quba kedatangan seorang utusan Rasulullah menyampaikan "Sesungguhnya Semalam Rasulullah telah mendapat wahyu beliau di suruh menghadap ka'bah oleh karna itu hendaklah kalian menghadap kesana"pada saat itu mereka tengah menghadap ke Syam (Baitul Maqdis).mereka lalu berputar,Imam mereka memutar haluan hingga ia mengimami mereka menghadap kiblat" (Hr.Bukhari,Muslim,Ahmad,Siraj,Thabrani,dan Ibnu Sa'ad dalam kitab Al Irwa' hadist no 290)

II. BERDIRI
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengerjakan sholat berdiri karna memenuhi perintah Allah dalam surah Al Baqarah 238 apabila bepergian beliau melakukan sholat sunnah di atas kendaraanya,beliau mengajarkan agar melakukan shalat khauf dgn berjalan kaki atau berkendaraan.

Peliharalah semua shalat dan shalat wustha dan berdirilah dgn tenang karna Allah.jika kamu dalam ketakutan sholatlah dgn berjalan kaki atau berkendaraan.jika kamu dalam keadaan aman ingatlah Kepada Allah dgn cara yg telah di ajarkan kepada kamu yang mana sebelumnya kamu tak mengetahui cara tersebut (Al Baqarah 238)

III. MENGHADAP SUTRAH
Sutrah/pembatas yang berada di depan orang shalat.dalam shalat menjadi keharusan imam dan orang yang shalat sendiri.sekalipun di mesjid besar.demikianlah pendapat Ibnu Hani dalam kitab Masa'il dari Imam Ahmad beliau mengatakan "pada suatu hari saya shalat tanpa memasang sutrah didepan padahal saya melakukan shalat didalam mesjid kami.Imam Ahmad melihat kejadian ini lalu berkata kepada saya pasanglah sesuatu sebagai sutrahmu.kemudian saya memasang orang untuk menjadi sutrah.

Syaikh Al Albani mengatakan kejadian ini merupakan isyarat dari Imam Ahmad bhw orang yg shalat di mesjid besar atau kecil tetap berkewajiban memasang sutrah di depannya.

sebagaimana sabda Nabi bila seseorang diantara kamu sholat menghadap sutrah hendaklah dia mendekati sutrahnya sehingga setan tak dapat memutus shaltanya (Hr.Abu Daud,Al Bazzar dan Hakim.disahkan oleh Hakim disetujui oleh Dzahabi dan Nawawi)

hendaknya sutrah diletakkan tak terlalu jauh dari tempat kita berdiri sebagaimana telah dicontohkan Rasulullah berdiri shalat dekat sutrah/pembatas di depannya 3 hasta (Hr.Bukhari dan Ahmad)

Adapun yang dapat di jadikan sutrah yaituh tiang mesjid,tombak yg di tancapkan ke tanah,hewan tunggangan,pelana,tempat tidur,dinding dan lain2nya

IV. NIAT
Niat berati keinginan untuk shalat,menghambakan diri kepada Allah Ta'ala semata serta menguatkannya dalam hati."Semua amal tergantung pada niat dan setiap orang akan mendapat balasan sesuai dgn niatnya"(Hr. Bukhari,Muslim dalam kitab Al Irwa,hadist no 22)

Niat tak dilafadzkan dan tak disebutkan dari Nabi dan tak pula dari seorang sahabat,bhw niat itu dilafadzkan.Abu Daud bertanya kepada Imam Ahmad dia berkata apakah orang shalat mengatakan sesuatu sebelum dia takbir?" Imam Ahmad menjawab "tidak" (masaail al Imam Ahmad hal 31 dan Majmuu al Fataawaa XXII/28)

As Suyuthi berkata yang termasuk bid'ah adalah was was/ragu sewaktu berniat sholat.hal ini tak pernah diperbuat oleh Nabi dan para sahabat beliau mereka tak pernah melafadzkan niat sholat sedikitpun selain hanya lafadz takbir"

Asy Syafi'i berkata was was dalam niat sholat dan dalam thaharah termasuk kebodohan terhadap syariat atau membingunkan akal (lihat al Amr bi al itbaa' wa al ibtida)

V. TAKBIRATUL IHROM
Sesungguhnya shalat seseorang tak sempurna sebelum ia berwudhu dan melakukan wudhu sesuai ketentuan kemudian ia mengucapkan Allahu Akbar (Hr. Al Imam Thabrani dgn sanad shahih)

apabila engkau hendak mengerjakan shalat maka sempurnakanlah wudhumu terlebih dahulu kemudian menghadaplah ke arah kiblat lalu ucapkanlah takbiratul ihrom (Muttafaqun alaih)

Takbir diucapkan dgn lisan bukan diucapkan di dalam hati.Muhammad Ibnu Rusyd berkata adapun seseorang yg membaca dalam hati tanpa menggerakkan lidahnya maka hal itu disebut dgn membaca,karna yang disebut membaca adalah dgn melafadzkannya di mulut" An Nawawi berkata "adapun selain imam maka disunnahkan baginya untuk tak mengeraskan suara ketika membaca lafadz takbir,baik apakah dia sedang jadi makmun atau ketika sholat sendiri.tak mengeraskan suara ini jika dia tak menjumpai rintangan seperti suara yang sangat gaduh.batas minimal suara yang pelan adalah bisa di dengar oleh dirinya sendiri jika pendengarannya normal.ini berlaku secara umum baik ketika membaca ayat ayat Al Quran,takbir,tasbih ketika ruku',tasyahud,salam dan doa doa dalam shalat baik yang hukumnya wajib maupun sunnah" demikian nash yg dkmukakan Syafi'i disepakati oleh para pengikutnya.Asy Syafi'i berkt dlm Al Umm hendaklah suara bs didgr sendiri dan org yg berada disampingnya,tak patut dia menambah volume suara lbh dr itu" (al Majmuu' III/295)

BERSAMBUNG...

Kamis, 29 April 2010

MAKNA SHALAT

Shalat dalam bahasa adalah doa atau Rahmat,SHALAT berasal dari bahasa Arab yang artinya suatu tindakan khusus memuliakan Allah yang initinya tiap perkataan dan perbuatan yang dimulia dgn takbir dan di akhiri dgn salam yang sesuai dgn disyariatkan.dalam mengerjakan shalat kita harus mengikuti tata cara Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
"Shalatlah kalian sesuai dgn apa yg kalian lihat aku mempraktekannya"(Hr.Bukhari Muslim)

Shalat mempunyai hukum yang meliputi :
1. Fardhu
shalat yang diwajibkan untuk dilaksanakan.Fardhu terbagi menjadi 2 yaituh
* Fardhu 'Ain Yaituh kewajiban yg diwajibkan kepada mukallaf langsng berkaitan dgn dirinya dan tak boleh ditinggalkan atau dilaksanakan orang lain contohnya shalat 5 waktu,shalat jum'at.

* Fardhu Kifayah kewajiban yg diwajibkan kpd mukallaf tak langsung berkaitan dgn diri.kewajiban itu menjadi sunnah jika ada yg mengerjakannya.akan tetapi bila tak ada orang yg mengerjakanya kita wajib mengerjakan dan berdosa bila tak melakukan contohnya shalat jenazah.

2. Nafilah ( Shalat Sunnat )
Shalat yang disunnahkan atau di anjurkan akan tetapi tak diwajibkan.shalat Nafilah terbagi 2 yaituh
* Nafil Muakkad adalah shalat sunnat yg dianjurkan dgn penekanan yg kuat hampir menjadi wajib seperti shalat hari raya,shalat sunnat thawaf.

* Nafil Ghairu Muakkad adalah shalat Sunnat yg dianjurkan tanpa penekanan yg kuat seperti shalat sunnat rawatib dan shalat yg sifatnya tergantung dgn waktu atau keadaan cnthnya shalat kusuf atau pada saat gerhana

Rukun Shalat
Niat
Takbiratul Ihram
Berdiri bagi yang mampu
Membaca Surah Al Fatihah
Ruku' dgn Thu'maninah
I'tidal dgn Thu'maninah
Sujud dua kali dgn Thu'maninah
Duduk diantara dua sujud dgn Thu'maninah
Duduk dgn Thu'maninah serta membaca tasyahud akhir dan shalawat Nabi
Membaca Salam.
Tertib

Manfaat dan Hikmah shalat
1. Dapat mencegah perbuatan yang keji dan mungkar.
Sesungguhnya shalat itu mencegah dr perbuatan2 keji dan mungkar dan sesungguhnya mengingat Allah /shalat adalah lebh besar keutamaanya dari ibadah2 lainnya dan Allah mengetahui apa yg kamu kerjakan ( Al Ankabut 45).

2. Mencegah dari kesesatan
maka datanglah sesudah mereka.pengganti yg jelek yang menyia2kan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya maka mereka kelak menemui kesesatan ( Maryam 59 )

3. Menjauhkan dari sifat keluh dan kikir
sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir apbl ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan apbl ia mendapat kebaikan ia kikir kecuali orang2 yg mengerjakan shalat yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya ( Al Ma'arij 19-23 )

4. Menghapus dosa dosa
dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda shalat lima kali sehari dan shalat jum'at merupakan pelebur dosa selama tak melakukan dosa besar ( Hr.Muslim,Ahmad,Turmudzi dan Ibnu Majah )

5. Selamat dari siksa hari kiamat
barangsiapa yg menjaga shalatnya ia akan menjadi cahaya,bukti dan penyelamat baginya pada hari kiamat ( Hr.Ahmad,Ibnu Hibban dan Ath Thabrani )

6. Menenangkan dan menentramkan hati
penyejuk hatiku ada di dalam shalat ( Hr.Ahmad dan Nasa'i )

Shalat Khusyu
suatu kondisi dimana mata hati penuh ketakutan,mawas diri dan tunduk pasrah di hadapan Allah,setiap gerak gerik anggota tubuh yg penuh hikmat dan konsentrari dalam sholat,bila perlu menangis di hadapanNYA.beberapa kiat agar bisa khusyu antara lain

1. Mengenal Allah,Menghadirkan,mengagumkan dan takut kepadaNYA.

2. Hendaknya jika shalat menyadari bahwa shalat adalah pertemuan dan komunikasi dirinya dgn Allah

3. Ikhlas dalam melaksanakannya dan mengkonsentrasikan diri hanya untuk Allah semata.

4. Menghindari berpalingnya hati dan Anggota tubuh dari shalat

5. Merenungi,memaknai tiap gerakan dan bacaan,dzikir dalam shalat

6. Memelihara ketenangan,tidak terburu buru dalam shalat

7. Bersemangat dalam melakukannya.

8. Memilih tempa shalat yang sesuai

9. Menghindari segala yg menyibukkan dan mengganggu shalat

10. Fasih dalam bacaan

11. Hendaknya kita shalat seperti shalatnya orang yang akan bepergian atau meninggalkan dunia

SHALAT bag.3

XVII. WAKTU WAKTU TERLARANG MENGERJAKAN SHALAT
Dari Uqbah bin Amir berkata ada 3 waktu yg Rasulullah melarang kita shalat dan mengubur jenazah kita padanya pertama ketika matahari sdg terbit hingga benar2 tampak,kedua ketika matahari pas berada ditengah sampai bergeser ke arah barat dan ketiga pada waktu matahari condong menjelang terbena hingga terbenam(hr.ibnu Majah no 1233,Muslim 1:568 no 831 Aunul Mabud VIII:481 No 3176, Tirmidzi II:247 No 1035 Nasa'i I:275, Ibnu majah 1:486 no 1519)

Nabi Shallallahu alaihi wasallam menjelaskan kepada Amr Bin Abasah Shalat shubuhlah kemudian jgn kamu shalat lg sampai matahari terbit dan meninggi krn sesungguhnya matahari itu ketika terbit,ia terbit diantara dua tanduk syaithan,dan ketika itu kaum kuffar sujud kepadanya.kemudian shalatlah karna sesungguhnya shalat yg disaksikan dan dihadiri para malaikat sampai bayangan tombak pas dgn tombaknya tegak lurus kemudian pada saat itu janganlah shalat,karna sesungguhnya ketika itu api jahannam sdg dinyalakan.apbl matahari telah tergelincir maka shalatlah karna ketika itu disaksikan dan dhadiri para malaikat hingga kamu shalat ashar.kemudian janganlah kamu shalat sebelum matahari terbenam karna sesungguhnya ia terbenam diantara dua tanduk syaithan dan pada waktu itu kaum kuffar sdg sujud kepadanya (Shahih Al Misykah no.1024 dan Muslim I:570 no 832)

XVIII. DIKECUALIKAN DARI LARANGAN INI SATU WAKTU TERTENTU DAN SATU TEMPAT TERTENTU.
Tidaklah seorang mandi pd hr jumat lalu bersuci dgn sungguh2 memakai minyak atau wangi2an dirumahnya kemudian keluar dan menuju mesjid dan dia tak memisahkan diantara dua orang duduk kemudian shalat semampunya lalu diam ketika khatib hutbah melainkan pasti diampuni dosa2nya yg dilakukan antara jumat itu dgn jumat berikutnya (Shahih At Targhib no 689 dan Fathul Bari II:370 no 883)

Umar bin Khathab radhiyallahu anhu dan di ikuti oleh Imam Ahmad bin Hanbal yg mengatakan Datangnya khatib melarang kita mengerjakan shalat sdgkan khutbahnya melarang jamaah berbicara jadi mereka menjadikan datangnya khatib sbg pencegah dan mengerjakan shalat.

yang dimaksud tempat tertentu adalah mekah berdasarkan Sabda Nabi Wahai Bani Abdi Manaf janganlah kalian melarang seseorang thawaf di Baitullah ini dan shalat kapan saja baik malam atau siang (Shahih ibnu majah no 1036, Ibnu majah I:398 no 1254, Tirmidzi II:178 no 869 dan Nasa'i V:223)

Pada waktu2 terlarang boleh jg mengerjakan sholat tahiyyatul masjid karna sabda Nabi apabila seseorang diantara kamu masuk dalam mesjid maka janganlah duduk sebelum shalat dua rakaat (Muttafaqun Alaih Fathul Bari III:48 no 1163, Muslim I:495 no 714, Aunul Mabub II:133 No 463, Ibnu Majah I:324 no 1013, dan Nasa'i II:53)

XIX. LARANGAN SHALAT SUNNAH SESUDAH TERBITNYA FAJAR DAN SEBELUM SHALAT SHUBUH
Dari Yasar berkata Ibnu Umar pernah melihatku shalat sunnah setelah terbit fajar lalu ia berkata ya Yasar sesungguhnya Rasulullah Pernah keluar menemui kami ketika kami mengerjakan shalat ini lalu beliau bersabda hendaklah orang yg hadir diantara kamu janganlah shalat sunnah setelah terbitnya fajar kecuali dua rakaat sunnatul fajar ( shahihul Jami'us shaghir no 5353,Aunul mabud IV:158 No 1264 dan Tirmidzi 1:262 no 417

XX. LARANGAN SHALAT SUNNAH JIKA IQAMAH
Dari Abu Hurairah r.a.bhwa Nabi bersabda apabila iqamah sudah dikumandangkan maka sama sekali tiada shalat kecuali shalat wajib (Hr.Ibnu Majah no 945 Muslim 1:493 no 710 Tirmidzi 1:264 no 419, Aunul Ma'bud IV:142 no 1252 Nasa'i II:116 dan Ibnu Majah I:364 no 1151)

XXI. TEMPAT TEMPAT DILARANG SHALAT
Dari Abu Hurairah r.a.berkata bhw Rasulullah bersabda Aku diberi kelebihan atas Nabi2 sebelumku dgn 6 perkara pertama aku diberi kata2 yg sedikit namun padat maknanya,kedua aku diberi kemenangan berupa rasa takut pada diri musuh,ketiga telah dihalalkan untuku rampasan perang,keempat bumi dijadikan sbg pembersih dan tempat sujud untukku dan kelima aku diutus kpd segenap umat manusia dan sebai penutup para Nabi (Mukhtashar Muslim no 257 dan Muslim I:371 no 523)

Dari Al Bara bin Azib bhw Rasulullah pernah ditanya perihal shalat ditempat menderumnya unta maka beliau menjawb janganlah kamu shalat ditempat menderumnya unta karna sesungguhnya ia termasuk syetan dan beliau ditanya tentang shalat di kandang kambing maka beliau jawab Shalatlah di dalamnya karna sesungguhnya mengandung barakah (shahihul Jami us Shaghir no 7351 dan Aunul ma'bud II:159 no 489)

Sebenarnya bumi pada dasarnya tempat sujud kecuali beberapa daerah.
Dari Jundub bin Abdullah al Bajali berkata aku mendengar Rasulullah lima hari sblm wafat bersabda ketahuilah ssungguhnya umat2 kamu biasa mnjdkn kuburan para Nabinya dan org2 shalihnya sbg tempat sujud ketahuilah jgnlah km menjdkn kubur2 it sbg tempat sujud karna ssungguhnya aku mncegah kalian berbuat dmkian itu (Irwaul ghalil no 286 dan Muslim 1:377 no 532)
Seluruh bumi adalah tempat sujud kecuali perkuburan dan kamar mandi (Hr.Ibnu Majah no 606 Aunul Ma'bud II:158 no 488 Ibnu Majah I:246 no 745,Tirmidzi I:199 no 316)

Sumber :
Al-Wajiz ensiklopedi fikih islam dalam Al Quran dan As Sunnah Ash Shahihah.terj.Ma'ruf Abdul Jalil (Pustaka As-Sunnah) hal 131-151.

SHALAT bag.2

VI. ANJURAN SHALAT ZHUHUR PADA AWAL WAKTU
Dari Jabir bin Sannah r.a. Berkata adalah Nabi biasa mengerjakan zhuhur apbl matahari baru bergeser ke barat (shahi irwalul Ghalil no 254 dan Muslim I:432 no 618) dan riwayat yang lain
Dari Abu Hurairah r.a. Bhw Rasulullah bersabda apabl suhu panas mencapai titik maksimun maka carilah waktu dingin untuk shalat zhuhur karna sesungguhnya tingginya suhu berasal dr hembusan api jahannam (Muttafaqun alaih:Muslim I:43 no 615 dan Fathul bari II:15 no 533, Aunul Ma'bud II:75 no 398, Tirmidzi I:105 no 107, Nasa'i I:248, dan Ibnu Majah I:222 no 677)

VII. ANJURAN SHALAT ASHAR DI AWAL WAKTU
Dari Anas bhw Rasulullah biasa mengerjakan shalat ashar di waktu matahari masih tinggi lagi terang,dimana seseorang yg pergi ke perkampungan awali dia akan sampai di sana ketika matahari masih tinggi (Muttafuq alaih:Fathul Bari II:28 no 550, Muslim I:433 no 621, Aunul Ma'bud II:77 No 400, Nasa'i I:252 dan Ibnu Majah I:223 no 682)

VIII. DOSA MENINGGALKAN SHALAT ASHAR
Dari Ibnu Umar r.a bhw Rasulullah bersabda orang yg tak mengerjakan shalat ashar adalah seperti yang dikurangi anggota keluarganya dan harta bendanya (Muttafaqun Alaih Muslim I:435 no 626, Fathul Bari II:30 no 552, Aunul Ma'bud II:84 No 410, Tirmidzi I:113 no 175, Nasa'i I:238).
Dari Buraidah bhw Nabi bersabda barangsiapa meninggalkan shalat ashar maka gugurlah seluruh amalannya (Shahih Nasa'i no 497, Fathul Bari II:30 no 552, Aunul Ma'bud II:84 no 410. tirmidzi I:113 no 175, Nasa'i I:238).

IX. DOSA MENGAKHIRKAN SHALAT ASHAR SAMPAI MATAHARI MENGUNING
Dari Anas r.a berkat saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda itu adalah shalat munafik,ia duduk2 dan mengamati matahari hingga apabl matahari berada diantara dua ujung tanduk syaithan ia mengerjakannya 4 rakaat dgn cepat tidak menyebut nama Allah kecuali sedikit (Hr. Abu Daud no 399, Muslim XXI:434 No 622,Aunul Ma'bud II:83 No 409,Tirmidzi I:107 no 160 dan Nasa'i I:254).

X. ANJURAN SHALAT MAGHRIB DAN DIBENCI MENGAKHIRKANNYA
Dari Uqbah bin Amir r.a. Bhw Nabi bersabda senangtiasa umatku berada dalam kebaikan atau dalam keadaan fitrah selama tak mengakhirkan shalat magrib hingga bintang bertaburan (hasan shahih Abu Daud No 403 dan Aunul Ma'bud II:87 no 414)

XI. ANJURAN MENGAKHIRKAN SHALAT ISYA JIKA TAK SULIT
Dari Aisyah r.a. Berkata pada suatu malam Nabi melewatkan shalat isya hingga mayoritas waktu malam telah lewat dan sampai jamaah di mesji pada tidur.kemudian keluar dari rumahnya lalu shalat di mesjid.lalu beliau bersabda sesungguhnya andaikata aku tak khawatir umatku inilah waktu shalat isya yg afdhal (Mukttafaqun Alaih Muslim no 223 dan Muslim 1:442 no.219 dan 638)

XII. DIBENCI TIDUR SEBELUM SHALAT ISYA DAN BERCAKAP CAKAP SESUDAHNYA
Dari Abu Barzah adalah Rasulullah membenci tidur sebelum shalat isya dan ngobrol sesudahnya (Muttafaqun Alaih Fathul Bari II:49, Muslim I:447 no 237/647, Aunul Ma'bud II:69 no 394 dan Nasa'i I:246).

XIII. ANJURAN SHALAT SHUBUH AWAL WAKTU
Dari Aisyah r.a. Berkata adakah para wanita mukminah menghadiri shalat jamaah shubuh bersama Rasulullah kemudian berselubung dgn selimutnya kemudian mereka kembali ke rumah mereka masing2 ketika selesai mengerjakan shalat,tak seorang lelaki pun mengenal mereka karna suasana masih gelap (Muttafaqun Alaih Fathul Bari I:54 no 578, Muslim I:445 no 645, Aunul mabud II:91 no 419, Nasa'i I:271, Tirmidzi I:103 no 153, Ibnu Majah I:220 no 669)

XIV. KAPAN SESEORANG DIANGGAP MASIH MENDAPATKAN WAKTU SHALAT
Dari Abu Hurairah r.a. Bhw Rasulullah bersabda barangsiapa yg mendapatkan satu rakaat dan shalat shubuh sebelum terbitnya matahari maka sesungguhnya dia telah mendapatkan shalat shubuh dan barangsiapa yg mendapatkan satu rakaat dan shalat ashar sebelum terbenamnya matahari maka sesungguhnya ia telah mendapatkan shalat ashar (Muttafaqun alaih Fathul Bari I:56 no 579, Muslim I:424 no 608 dan Nasa'i 1:273). Dan riwayat lain dari Abu Hurairah r.a beliau bersabda barangsiapa yg mendapatkan satu rakaat shalat apapun berarti ia mendaptkan shalat itu (Muttafaqun Alaih Fathul Bari 1:57 no 580, Muslim I:423 no 607, Aunul Mabud III:473 No 1108, Tirmidzi II:19 no 523 Dan Nasa'i I:274).

XV. SHALAT YANG TERLUPAKAN
Dari Anas r.a bhw Rasulullah bersabda barangsiapa yg lupa dan shalatnya atau tertidur darinya maka kaffarahnya ialah hendak ia mengerjakan ketika ia ingat ( Shahih Mukhtashar Muslim no 229 dan Muslim I:477 no 315 dan 684)

XVI. JIKA SENGAJA MENINGGALKAN SHALAT HINGGA HABIS WAKTUNYA BOLEH MENGQADHANYA
Dalam kitab Al Muhalla II:235 Ibnu Hasan rahimahullah mengatkan sesungguhnya Allah Ta'ala mengalokasikan waktu tertentu untuk shalat fardhu yg diapit oleh waktu permulaan dan penghbisan.shalat dikerjakan dlm ksmpatan yg sudah tertentu dan akan batal bil dilaksanakan dlm waktu tertentu lain.oleh karna itu tiada perbedaan berarti org yg mengerjakan shalat sebelum masuk waktunya dgn org lain yg sudah hbs wktnya.bhwsanya mengadha shalat adlh kewajibn dan syara.syara tak blh ditentukan oleh selain Allah melalui lisan RasulNYA.Andaikata qadha shalat hrs dilkukn olh org yg mningglkn shalat dgn sgj niscy Allah dan RasulNYA tak akan lupa mensyariatkan dan tak mungkin lalai dariNYA dan mustahil Allah Dan RasulNYA Sengaja menyulitkan kita dgn tidak menerangkannya."Dan tidaklah Rabbmu itu lupa"(Maryam 64)
dan semua ibadah yg tak didukung dgn argumentasi dan Al Qur'an dan As Sunnah yang Shahih maka hukumnya Bathil.

BERSAMBUNG....

SHALAT bag.1

I. KEDUDUKAN SHALAT DALAM ISLAM
Dari Abdullah bin Umar r.a. Bhw Rasulullah bersabda islam dibangun di atas lima perkara pertama bersaksi tiada Ilah yang patut disembah kecuali Allah dan bhw Muhammad adalah Rasulullah.Kedua menegakkan shalat.Ketiga mengeluarkan zakat.Keempat menunaikan haji dan kelima puasa dibulan ramadhan."(Muttafaq alaih:Muslim 1:45 no 16/20. Fathul Bari 1:49 no.8, Tirmidzi IV:119 no 2736 dan Nasa'i VIII:107)

II. HUKUM ORANG YANG MENINGGALKAN SHALAT
Siapa yg menentang kewajicn shalat 5 waktu maka itu artinya telah kafir.
Dari Jabir r.a. Bhw Rasulullah bersabda Sesungguhnya batasan antara seseorang dgn kemusyrikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat(shahihul Jami'us shaghir no 2848,Muslim I:88 no 82, Aunul Ma'bud XII:436 No 4653, Tirmidzi IV:125 No 2751, dan Ibnu Majah 1:342 no 1087)

dari Abu Hurairah r.a. Berkata Aku mendengar Rasulullah bersabda sesungguhnya amal hamba yg pertama kali diperiksa pada hari kiamat adalah shalat wajib.Jika ia menyempurnakanya maka telah beruntung.Jika tidak maka dikatakan kepada para malaikat perhatikanlah adakah ia memiliki amalan sholat sunnah.Jika ia memiliki maka lengkapilah kekurangan amalah shalat fardhunya dgn amalan sholat sunnahnya.Kemudian seluruh amalan wajib diperlukan seperti itu (Hr.Ibnu Majah no 172,Ibnu majah I:458 no 1425, Tirmidzi I:258 no 411 dan Nasa'i I:232)

III. YANG WAJIB MENEGAKKAN SHALAT
Tiapa orang muslim yang telah baliqh dan berakal sehat wajib menegakan sholat
dari Ali r.a. Nabi bersabda telah diangkat pena dan 3 golongan pertama orang yg tidur hingga ia terbangun kedua dan anak kecil sampai ihtilam/mimpi basah.Dan yang ketiga oarang yang gila hingga berakal sehat(Shahihul Jami'us Shaghir no 3513, dan Aunul Ma'bud XII:78 No 4380)

perintahkan anak2mu shalat di waktu mereka tujuh tahun dan pukullah mereka manakal ketika mereka berumur 10 tahun serta pisahkanlah tempat tidur mereka sejak itu (Hasan: shahihul Jami'us shaghir no 5868, Aunul Ma'bud II:162 no 491)

IV. WAKTU WAKTU SHALAT
Dari Jabir bin Abdullah r.a. Bhw Nabi didatangi oleh malaikat Jibril seraya berkata kepada beliau Bangunlah lalu shalatlah maka beliau shalat zhuhur diwaktu matahari tergelincir ke arah arab,kemudian dia datang lagi kepada beliau di waktu ashar seraya berkata bangunlah lalu shalatlah maka beliau shalat ashar ketika bayangan segala sesuatu sama panjangnya denganya.Kemudian dia datang lagi kepada belia pada waktu magrib seraya berkata bangunlah lalu shalatlah maka beliau shalat dikala matahari terbenam.Kemudian dia datang lagi kepada beliau di waktu isya seraya berkata bangunlah lalu shalatlah beliau shalat isya ketika warna kemerah2an telah hilang kemudian datang lagi kepada beliau pada waktu shubuh lalu berkata bangunlah lalu shalatlah beliaupun shalat shubuh di waktu terbitnya fajar atau ketika sinar fajar telah meninggi

Kemudian esok harinya pada waktu zhuhur dia datang lg kepada beliau lalu berkata bangunlah lalu shaltlah maka beliau shalat zhuhur ketika bayangan segala sesuatu sama panjangnya dgn benda aslinya.Kemudian datang lagi kepada beliau pada waktu ashar berkata bangunlah lalu shalatlah beliau shalat ashar disaat bayangan segala sesuatu dua kali panjang benda asliny.Kemudian dia datang lg kepadanya diwaktu malam saat yg sama dgn sebelumnya.Kemudian dia datang lg kepada beliau pada waktu isya ketika separuh malam telah berlalu atau ketika sepertiga malam pertama telah lewat kemudian beliau shalat isya.Kemudian datang lg ketika wakt shubuh mulai sangat terang seraya berkata bangunlah lalu shalatlah maka beliaupun shalat shubuh lantas jibril berkata diantara dua waktu inilah waktu shalat2 itu(Shahih:Irwa-ul Ghalil no 250, al fathur Rabbani II:241 No 90, Nasa'i I:263, tirmidzi I:101 no 150)

Imam Tirmidzi mengatakan bhw Imam Muhammad bin Ismail al Bukhari mengatakan bhw riwayat yang plng kuat dlm mslh waktu2 shalat adalah
1. Shalat Zhuhur waktunya dan tergelincirnya matahari sampai dgn panjang bayangan sgl sesuatu sampai dgn benda aslinya.
2. Shalat Ashar Waktunya dan panjangnya bayangan sesuatu sama dgn benda aslinya berakhr waktu zhuhur hingga terbenamnya matahari
3. Shalat Magrib waktunya dan terbenamnya matahari sampai dgn lenyapnya sinar kemerah2an yg muncul stlh terbenamnya matahari berdasar sabda Nabi "waktu shalat magrib ialah sebelum syafaq merah terbenam"(hasan:Irwa-ul Ghalil I no 268, Muslim 1:427 no 173 dan 612 dan Aunul Ma'bud II:67 no 392 dan Nasa'i I:260)
4. Shalat isya waktunya dan hilangnya syafaq sampai dgn pertengahan malam."waktu shalat isya sampai dgn separoh malam yang tengah"
5. Shalat Shubuh Waktunya dan terbitnya fajar shadiq sampai dgn terbitnya matahari."waktu shalat shubuh adalah dan terbitnya fajar sampai dgn selama matahari belum terbit"

V. SHALAT WUSHTHA
peliharalah semua shalatmu dan peliharalah shalat wushtha berdirilah karna Allah dalam shalatmu dgn khusyu (Al Baqarah 238)

dari Ali bhw Rasulullah bersabd pd waktu perang Ahzab kami dibuat lalai dari shalat wushtha yaituh shalat Ashar.Mudah2n Allah mememnuhi rumah dan kubur mereka dengan api neraka (Shahih :Mukhtashar Muslim no 217 dan Muslim I:437 no 205 dan 627)

BERSAMBUNG...

Rabu, 28 April 2010

WUDHU bag.3

8. Karena muntah
dari Ma'dan bin Abu Thalhah dari Abu Darda' r.a bhw Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah muntah sehingga beliau membatalkan puasanya lalu berwudhu lagi.kemudian pada suatu hari.Aku Ma'dan berjumpan dgn Tsaubah r.a. Dimesjid damaskus.lalu kuceritakan hal tersebut kepadanya maka ia berkata benar Abu Darba' itu dan akulah yang menuangkan air wudhunya.(Shahihul Isnad : Tamamul Minnah hal 111, Tirmidzi I:58 no 87, Aunul Ma'bud VII:8 no 2364)

Sumber :
Al wajis ensiklopedi fikih islam dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah ash shaihah, terj. Ma'ruf Abdul Jalil (pustaka Sunnah) hal.82-101

Jadi kesimpulan tata cara berwudhu adalah
1. Membaca BASMALAH

2.sambil mencuci kedua belah tangan sampai pergelangan tangan dgn bersih

3. Berkumur kumur 3x sambil membersihkan gigi

4. Lalu mencuci lubang hidung 3x

5. Mencuci muka 3x mulai dari tempat tumbuhnya rambut kepala hingga bawah dagu dan dari telinga kanan ke telinga kiri,sambil niat wudhu

6. Lalu membasuh muka serta mencuci ke dua belah tangan hingga siku

7. Lalu menyapu sebagian Rambut kepala 3x

8. Diteruskan dgn menyapu sebagian rambut kepala terus menyapu kedua belah tangan 3x

9. Terakhi adalah mencuci ke dua belah kaki 3x sampai mata kaki.

WUDHU bag.2

9. Berdoa sesudah wudhu'
Tak seorangpun diantara kalian yg berwudhu dgn sempurna lalu mengucapkan doa ASYHADU ALLA ILAAHA ILALLAHU WAHDAHU LAA SYARIIKALAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ABDUHU WA RASUULUH artinya aku bersaksi tiada Tuhan yg patut disembah kecuali Allah semata tiada sekutu bagiNYA dan aku bersaksi bhw Muhammadad hamba dan RasulNYA.Melainkan pasti dibukalah pintu2 syurga yg delapan ia boleh masuk pintu mana saja yg dikehenakinya (Shahih Mukhtasharu Muslim no 143 dan Muslim 1:209 no 234)

Kemudian Imam Tirmidzi menambhkan ALLAHUMMAJ'ALNI MINTA TAWWAABINA WAJ'ANI MINAL MUTATHAHIRIN artinya ya Allah jadikanlah kami termasuk orang2 yg tekun bertaubat dan jadikanlah kami termasuk orang2 yg rajin bersuci (Shahih Tirmidzi no 48 dan Tirmidzi I:38 no 55)

10. Sholat dua raka'at sesudah wudhu
Ustman bin Affan mengatakan Aku pernah melihat Nabi shallallahu alaihi wasallam berwudhu seperti wudhuku ini seraya berkata barangsiapa yg berwudhu seperti wudhuku ini kemudian berdiri lalu ruku dua rakaat dgn ikhlas dan khusyu diampuni dosa2nya yg telah lalu (Muttafaqun alaih 1:204 no 226 dan Fathul bari I:226 no 164, Aunul Ma'bud I:180 no 106, Nasa'i I:64)

HAL HAL YANG MEMBATALKAN WUDHU
1. Apa saja yg keluar dari kemaluan dan dubur berupa kencing,berak,atau buang angin
Dari Ibnu Abbas r.a. Ia berkata mani,wadi dan madzi termasuk hadast.adapun mani cara bersuci harus dgn mandi besar adapun madi dan madzi maka dia berkata cucilah dzakarmu,kemaluanmu kemudian berwudhulah sebagaiman berwudhu untuk sholat ( Hr.Abu daud no 190 dan Baihaqi I:115)

2. Tidur pulas sampai tak tersisapun sedikit pun kesadaran
dari Ali r.a. Bhw Rasulullah bersabda Mata adalah pengawas dubur2 maka barangsiapa tidur nyenyak hendak berwudhu (Hr.Ibnu Majah no 386,Ibnu Majah I:161 no 477 dan Aunul Ma'bud I:347 no 200)

3. Hilangnya kesadaran akal karna mabuk atau sakit

4. Memegang kemaluan tanpa alas karna dorongan syahwat
barangsiapa yg memegang kemaluannya maka hendaklah berwudhu (Hr.Ibnu Majah no 388,Aunul Ma'bud I:507 no 179, Ibnu Majah I:163 no 483 Aunul Ma'bud I:312 no 180,Nasai I:101, Tirmidzi I:56 No.56 no 85)

5. Makan daging Unta
Berwudhulah disebabkan makan daging unta namun jangan berwudhu disebabkan makan daging kambing (Hr. Ibnu Majah no 401, Ibnu Majah I:166 no 494, Tirmidzi I:54 no 81, Aunul ma'bud I:315 No 182)

HAL HAL YANG KARNANYA DIWAJIBKAN BERWUDHU
1. Sholat

2. Thawaf di Baitullah
Thawaf Di Baitullah adalah shalat hanya saja Allah membolehkan berbicara (shahih Jami'us shaghir no 3954 dan tirmidzi II:217 NO 967)

HAL HAL YANG DI ANJURKAN BERWUDHU
1. Berdzikir kepada Allah

2. hendak tidur
riwayat Al Bara' bin Azib r.a. Berkata Rasulullah bersabda apabila kamu hendak tidur maka berwudhulah seperti wudhumu untuk sholat kemudian berbaringlah diats lambungmu yang kanan lalu ucapkanlah ALLAHUMMA ASLAMTU NAFSII ILAIKA WAWAJJAHTU WAJHI ILAIKA,WA FAWADHTU ZHAHRI IIAIKA,RAGHBATAN WA RAHBATAN ILAIKA,LAA MAL JA-A WA LAA MANJAA MINKA ILAA ILAIKA,ALLAHUMMA AAMANTU BIKITABIKAL LADZII ANDZALTA WANABIYYAKAN LADZII ARSLATA artinya Ya Allah kuserahkan diriku kepadaMU kuhadapkan wajahku kepadaMU kupasrahkan seluruh urusanku kepadaMU kusandarkan punggungku kepadaMU tiada tempat bersandar dan tiada pula tempat berlari dariMU kecuali kepadaMU jua.ya Allah Aku beriman kpd KitabMU yg telah Engkau turunkan dan kpd NabiMU yg telah Engkau utus".
Maka jika kamu meninggal pada malam itu niscaya kamu meninggal dalam keadaan fitrah dan jadikanlah doa ini sbg penutup perkataanmu.(Muttaqun Alaih : Fathul Bari XI:109 no 6311 dan Muslim IV:2081 no 2710)

3. Orang yang Junub bila hendak makan,minum,tidur atau hendak mengulangi jima'
Dari Aisyah ra ia berkata Adalah Nabi shallallahu alaihi wasallam apabila junub lalu bermaksud hendak makan atau hendak tidur beliau berwudhu seperti wudhu untuk sholat (shahih Muktasharu Muslim no 162,Muslim I:248 no 22 dan 305, Nasa'i I:138 Dan Aunul Ma'bud I:374 no 221).

4. Sebelum mandi wajib atau mandi sunnah
dari Aisyah ra berkata adalah Rasulullah apabila mandi janabat,beliau memulai dgn membasuh ke2 tangan kemudian menuangkan air dgn tangan kanannya ke atas tangan kirinya,lalu membersihkan kemaluanya kemudian berwudhu seperti wudhu untuk sholat.(Mukhtasar Muslim no 155 dan Muslim I:253 no 316).

5. Makan sesuatu yang dipanggang.
Dari Abu Hurairah r.a. Berkata Saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berwudhulah kalian karna makan sesuatu yg dipanggang (Mukhtasar Muslim No 147, Muslim I:272 no 352 dan Nasa'i I:105)

6. Untuk setiap kali shalat

7. Pada setiap kali berhadas
dari Buraidah r.a berkatat pada suatu pagi hari Rasulullah memanggil bilal lalu bertanya kepadanya wahai bilal dgn bekal apa engkau telah mendahului aku masuk dalam syurga,karna tadi malam aku masuk syurga tiba2 mendengar suara gemersikmu di hadapanku? Maka jawab bilal ya Rasulullah setiap kali usai mengumandangkan adzan mesti aku shalat dua rakaat dan tiap kali berhadas mesti segera berwudhu lagi.maka Rasulullah bersabda karna itu engkau mendahulukan (Shahihul jami'us Shaghir no 7894 dan Tirmidzi V:282 no 3772)

BERSAMBUNG...

WUDHU bag.1

BERWUDHU
Dari Humran berkata bhw Ustman bin Affan radhiallahu'anhu meminta air wudhu,setelah dibawahkan ia berwudhu,mencuci kedua telapak tangan 3x,kemudian berkumur2 dan memasukan air ke dalam hidungnya,kemudian mencuci wajahnya 3x,lalu membasuh tangan kananya sampai siku 3x kemudian membasuh tangan kirinya 3x seperti itu juga,kemudian mengusap kepalanya lalu membasuh kakinya yang kanan kemudian yg kiri seperti itu juga kemudian mengatakan "saya melihat Rasulullah biasa berwudhu seperti wudhuku ini lalu Rasulullah bersabda barang siapa berwudhu seperti wudhuku ini kemudian berdiri dan ruku dua kali dgn sikap tulus dan ikhlas niscaya diampuni dosa2nya yg telah lalu".Ibnu Syihab berkata adalah ulama2 kita menegaskan ini adalah cara wudhu yang paling sempurna yg seyogyanya dipraktekan tiap orang untuk sholat (Muttafaq'alaih muslim 1:204 no 226, fathul Bahri 1:266 no 164. 'Aunul Ma'bud 1:180 no 106 dan Nasa'i 1:64).

SYARAT SAHNYA WUDHU
1. Niat
"Sesungguhnya segala amal hanyalah bergantung pada niatnya"(Muttafaq'alahi fathul bahri 1:9 no 1. Muslim III:1515 no 1907, Aunul Ma'bud VI 284 no 2186, Tirmidzi III 100 no 169, Ibnu Majah II 1413 no 4227, Nasa'i I 59).
Niat NAWAITUL WUDHUU'A LIRAF'IL HADATSIL ASHGHARI FARDHAL LILLAAHI TA'AALAA artinya Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadast kecil fardhu karna Allah.

2. Basmalah,
"Tidak sah sholat bagi orang yang tidak berwudhu sebelumnya dan tidak sah wudhu bagi orang yang tak menyebut bismillah sebelumnya"(Hadist Hasan:Shahih Ibnu Majah no 320 'Aunul ma'bud I 174 no 101 dan Ibnu Majah I 140 no 399).

3. Muwalah (berturut turut).
Tak diselingi oleh pekerjaan lain,berdarkan hadist Khalid bin Ma'dan bahwa Nabi shallallahu'alaihi wasallam pernah melihat seorang laki2 ditengah mengerjakan sholat sedang punggung kakinya dan sebesar uang dirham yg tak tersentuh air wudh maka beliau menyuruhnya agar mengulangi wudhu dan sholatnya (Shahih Abu Daud No 161 dan 'Aunul Ma'bud I 296 no 173)

HAL HAL YANG FARDHU/NAJIS DALAM WUDHU
1. Membasuh wajah termasuk berkumur2 dan membersihkan hidung.
"apabila seorang diantara kamu berwudhu maka masukanllah air ke dalam hidungnya lalu keluarkanlah"(Shahihul Jami'us Shaghir no 443 Aunul Ma'bud I:234 no 140 dan Nasa'i I:66)

2. Mencuci tangan sampai kedua siku
Syafil menegaskan "selamanya tak dianggap cukup membasuh ke dua tangan kecuali membasuh tangan dan punggungnya secara keseluruhan sampai ke siku2.Jika ada bagian yg tertinggal maka tak sah membasuh tanganya (Dalam Al Umm I:25)

3. Mengusap seluruh kepala dan kedua telinga termasuk bagian kepala

4. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki
hai orang2 yg beriman apabila kamu hendak mengerjakan shalat basuhla mukamu dan tanganmu sampai dgn siku dan usaplah kepalamu dan basuh kakimu sampai dgn kedua mata kakimu (Al Maaidah 6)

5. Menyela-nyelakan air pada jenggot
dari Anas Bin Malik Radhiyallahu anhu bhwa Rasulullah apabila berwudhu mengambil segenggam air lalu memasukanya ke belakang dagu kemudian menyela nyelakan di antara jenggotnya seraya berkata beginilah Robbku 'Azza wa Jalla perintahkan kepadaku(Shahih Irwa'ul Ghalil No 92, Aunul Ma'bud I:243 no 45, dan Baihaqi I:54)

6. Menyela nyelakan air pada jari jemari dan kaki.
Sempurnakanlah wudhu dan sela selakanlah air diantara jari jemarimu dan bersungguh2lah dalam melakukan instinsyaq kecuali kamu dlm keadaan puasa (Shahih Abu Daud no 129 dan 131,dan Aunul Ma'bud I:236 NO 142 dan 144)

HAL HAL YANG DISUNNAHKAN KETIKA BERWUDHU
1. Siwak
"kalaulah sekiranya aku tak khawatir akan memberatkan umatku niscaya kuperintahkan mereka bersiwak tiap kali wudhu (Shahih Jammi No 5316 dan Al Fathur Rabbani I:294 dan 171)

2. Mencuci kedua telapak tangan 3x pada awal wudhu

3. Kumur kumur dan instinsyaq sekali jalan tiga kali
Dari Abdullah bin Zaid radhiallah anhu dia mengajarkan wudhu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dimana dia berkumur2 dan instisyaq dari satu telapa tangan.Dia berbuat demikian sebanyak 3x (Shahih Mukhtashar Muslim no 125 dan Muslim I:210 no 235)

4. Bersungguh2 dalam berkumur2 dan istinsyaq(memasukan air ke dalam hidung) kecuali orang yg berpuasa.

5. Mendahulukan anggota wudhu yg kanan daripada kiri
Aisyah radhiallahu anha mengatakan adalah Rasulullah mencintai mendahulukan anggota yg kanan dalam hal mengenakan alas kaki,menyisir,bersuci dan dalam seluruh ihwahnya (Muttafaqun Alaih:Fathul Bari I:269,Nasa'i I:78)

6. Menggosok
Abdullah bin Zaid mengatakan bhw Nabi pernah dibawakan dua sepertiga mud air kemudian beliau berwudhu maka beliaupun menggosok kedua hastanya (Shahihul Ibnu Khuzaimah I:62 no 118)

7. Membasuh tiga kali,tiga kali
namun ada riwayat lain mengatakan bhw Nabi pernah berwudh satu kali satu kali dan dua kali dua kali (Hasan Shahih: Shahih Abu Daud no 124, Fathul bari I:258 no 158)

8. Tertib
Cara wudhu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sangatlah tertib.Ada riwayat yang sah dari Miqdam bin Ma'dikariba ia berkata Bahwa Rasulullah pernah dibawakan air wudhu lalu beliau membasuh kedua tangannya 3x dan membasuh wajahnya 3x,kemudian membasuh ke dua hastanya 3x,kemudian berkumur2 dan mengeluarkan air yg telah dimasukkan ke dalam hidungnya 3x kemudia mengusap kepalanya dan dua telinganya (Shahih Abu Daud no 112 dan Aunul Ma'bud I:211 no 121)

BERSAMBUNG...

PENGERTIAN IBADAH

Ibadah dalam arti bahasa arab adalah rasa hina atau ketundukan.Diartikan sebagai sesuatu yang diperintahkan oleh Alloh sebagai syariat bukan dalam artian tradisi.Ibadah adalah segala sesuatu yang di cintai dan di ridhoi oleh Allah baik berupa ucapan,perbuatan yang tampak atau tak tampak dengan rasa cinta,tunduk,pasrah,ikhlas yang sempurna,serta menjauhi hal2 yang bertentangan dgn syariat yang sudah di tentukan Allah.

Ibadah merupakan tujuan yang dicintai dan diridhoi Ajah sebagai tujuan diciptakan jin dan manusia/mahluknya (Adz dzaariyat 56)
Allah mengutus para Rasul dengan risalah Ibadah (Al A'raaf 59).
Allah membenci orang2 yang enggan melakukan ibadah (Al Mu'min 60)

DASAR-DASAR IBADAH
1. Cinta adalah cinta kepada Allah dan Rasulnya yg mengandung makna mendahulukan kehendak Allah dibanding yang lainnya yaituh mengikuti Sunnah Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam serta jihad meraih segala sesuatu yang di cintai Allah.

2. Takut, adalah tak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentuk dan jenis mahluk melebihi kekuatannya kepada Allah subhanahu wa ta'ala (Ali Imran 175).

3. Harapan, artinya seorang hamba dituntut untuk selalu berharap kepadaNYA dengan harapan yang sempurna tanpa merasa atau ada rasa putus asa.

TUJUAN IBADAH
"Aku tidak berhajatkan rezki sedikitpun dari mereka itu dan Aku tak menghendaki mereka memberi Aku Makanan" (adz dzaariyat 57)
"Hai manusia kamulah yang berkehendak kepada Allah dan Allah Dialah yang Maha Kaya lagi Maha terpuji"(Fathir 15).
"Barangsiapa yang mengerjakan amal yang sholeh maka pahalanya untuk dirinya sendiri"(Fussilat 46)
"dan barangsiapa yang mensucikan diri mereka sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan diri sendiri"(Faathir 18).
"Dan barangsiapa yang berjihad maka sesungguhnya jihadnya untuk dirinya sendiri"(Al Ankabut 6)

Jadi Tujuan ibadah adalah menghadap kepada Sang Khalid,menyembah,mengEsaakanNYA dgn niat ibadah dalam tiap keadaan guna memperoleh kedudukan di akhirat atau menjadi seorang diantara orang2 dicintai Allah.Dengan melaksanakan ibadah untuk memperbaiki jiwa dan mencari anugrah dan selamat dari azab neraka.

SYARAT SYARAT IBADAH
1. Amalan yang dilakukan hendaklah di akui islam dan sesuai dgn syariat.

2. Amalan hendaklah dilakukan dgn niat yang baik,menjaga kehormatan diri,menyenangkan dan menjadi manusia yang baik dimata orang lain.

3. Amalan hendaknya dilakukan dgn sebaik2nya karna Allah suka apabila seseorang mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan keindahan,ketulusan.

4. Ketika melakukan pekerjaan senangtiasa mengikut hukum2 syariat dan batasnya,tak menzalimi,tidak berkhianat,tak menipu dan menindas atau merampas hak orang lain.

5. Dalam mengerjakan sesuatu ibadah tidak lalai dari ibadah wajib

PERAN IBADAH KHUSUS
Ibadah yang khusus seperti shalat,puasa,zakat,haji adalah untuk mempersiapkan ibadah individu dan harus dilakukan sepanjang kehidupan.
Shalat mengingatkan kita bahwa sesungguhnya kita adalah hamba dan hanya kepadaNYA tempat mengabdi untuk mengeratkan hubungan kita dgn Allah.

Puasa menimbulkan perasaan taqwa kepada Allah sehingga kita tak membatalkan walaupun sendiri.

Zakat mengingatkan kita bhw harta yang kita dapat adalah amanah dan dalam harta itu ada hak hak orang lain.

Haji menimbulkan perasaan cinta dan kasih kepada Allah dalam hati dan ikhlas berkorban kepadanya.

Senin, 26 April 2010

Mengenal Ilmu Hadist Bag.2

Klasifikasi Hadist Dhoif Berdasarkan gugurnya Rawi.
1. Hadist Muallaq ialah hadist yg gugur rawinya seorang atau lebih dari awal sanad.

2. Hadist Mursal ialah hadist yg gugur dari akhir sanadnya seseorang setelah tabi'in

3. Hadist Mudallas ialah hadist yg diriwayatkan menurt cara yg diperkirakan bhw hadist itu tiada bernoda.

4. Hadist Munqathi ialah hadist yg gugur rawinya sebelum sahabat.Disatu tempat atau gugur dua orang pada dua tempat dalam keadaan tak berturut turut.

5. Hadist Mu'dlal ialah hadist yg gugur rawi2nya,dua atau lebh orang berturut2,baik sahabat bersama tabi'in,tabi'in bersmama tabi'it tabi'in maupun dua orang sebelum sahabat dan tabi'in.

Klasifikasi Hadist Dhoif berdasarkan sifat matannya.
1. Hadist Mauquf ialah hadist yg hanya disandarkan kpd sahabat saja,baik yg disandarkan itu perkataan,perbuatan dan baik sanadnya bersambung atau terputus.

2. Hadist Maqthu ialah perkataan,perbuatan yg berasal dr seorang tabi'in serta di mauqufkan padanya baik sanadnya bersambung atau tidak

Klasifikasi Hadist dari segi sedikit atau banyaknya rawi.
1. Hadist Mutawatir ialah suatu hadist hasil tanggapan dr panca indra,yg diriwayatkan oleh sejum5ah besar rawi yg menurut adat kebiasaan mustahil mereka berkumpul dan berdusta.

2. Hadist Ahad ialah hadist yang tak memenuhi syarat2 hadist Mutawatir.

Klasifikasi Hadist Ahad
1. Hadist Masyhur ialah hadist yg diriwayatkan 3 orang rawi atau lebih serta belum mencapai derajat mutawatir.

2. Hadist Aziz ialah hadist yg diriwayatkan oleh 2 orang rawi walupun 2 tersebut pada satu thabaqah/lapisan saja.Kemudian setelah itu orang2 meriwayatkannya.

3. Hadist Gharib ialah hadist dalam sanadnya terdapat seorang yg menyendiri dan meriwayatkan.Dimana saja penyendirian dalam sanad itu terjadi.

Hadist Qudsy atau Hadist Rabbani atau Hadist Ilahi

adalah suatu yang dikabarkan oleh Allah kepada NabiNYA dgn melalui ilham atau impian yg kemudian Nabi menyampaikan makna dari ilham tersebut dgn ungkapan kata beliau sendiri.

Perbedaan Hadist Qudsy dgn Hadist Nabawi

pada hadist Qudsy biasa diberi ciri2 dgn dibubuhi kalimat-kalimat :

Qala (yaqalu) Allahu

Fima yarwihi'anillahi Tabaraka wa ta'ala.

Lafadz2 lain yg semakna dgn apa yg disebutkan.

Perbedaan Hadist Qudsy dgn Al-Qur'an

Semua lafadz2 Al-Qur'an adalah mujizat dan mutawatir,sedang hadist Qudsy tak demikian.

Ketentuan Hukum yg berlaku bg Al-Qur'an tak berlaku pada hadist Qudsy seperti larangan menyentuh,membaca pada orang yg berhadast dll.

Setiap huruf yg dibaca dari Al Qur'an memberikan hak pahala kepada pembacanya.

Meriwayatkan Al Qur'an tak boleh dengan maknanya saja atau mengganti lafadz sinonimnya sedang hadist Qudsi tak demikian.

Sumber :
Kitab Hadist Dhaif dan Maudhlu-Muhammad Nashruddin Al-Albany.
Kitab hadist Maudhlu-Ibnu Qoyyim Al-Jauziah
Kitab mengenal Hadist Maudhlu-Muhammad bin Ali Asy Syaukaaniy.
Kitab kalimat-kalimat Thoyib-Ibnu Taimiyah (tahqiq oleh Muhammad Nashruddin Al-Albany)
Kitab Musththolahul Hadist- A.Hasan

Mengenal Ilmu Hadist

Definisi Musthola'ah Hadist

HADIST ilah sesuatu yg disandarkan kpd Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wasallam baik berupa perkataan,perbuatan,pernyataan,taqris dll.

ATSAR ialah sesuatu yg disandarkan kpd para Sahabat Nabi.

TAQRIR ialah keadaan Nabi yg mendiamkan tak mengadakan sanggahan atau menyetujui apa yg telah dilakukan,diperkatakan oleh para sahabat beliau.

SAHABAT ialah orang yg bertemu beliau dgn pertemuan yg wajar sewaktu beliau masih hidup,dalam keadaan islam lagi beriman dan mati dalam keadaan islam.

TABI'IN ialah orang yg menjumpai sahabat,baik perjumpaan itu lama atau sebentar,dalam keadaan beriman dan islam dan mati dalam keadaan islam.

MATAN ialah lafazh hadist atau disebut jg isi hadist.

Unsur2 yg harus ada dalam menerima hadist yakni RAWI.Rawi adalah orang yg menyampaikan,menulis hadist.Perbuatan menyampaikan hadist dinamakan merawi atau meriwayatkan dan orangnya disebut sebagai perawi hadist.

Sistem Penyusunan Hadist dalam Menyebutkan Nama Rawi.
1. As Sab'ah Artinya diriwayatkan oleh 7 Perawi yaituh Ahmad,Bukhari,Muslim,Turmudzi,Nasa'i,Abu Daud dan Ibnu Majah.

2. As Sittah artinya diriwayatkan oleh 6 perawi yaituh Semua nama di As Sab'ah selain Ahmad.

3. Al Khomsah artinya diriwayatkan oleh 5 perawi yaituh semua nama di As Sab'ah selain Bukhari-Muslim.

4. Al Arba'ah artinya diriwayatkan oleh 4 perawi yaivh semua nama di As Sab'ah selain Ahmad,Bukhari dan Muslim.

5. Ats Tsalasah arthya diriwaytkan oleh 3 perawi semua nama di As sab'ah selain Ahmad,Bukhari,Muslim dan Ibnu Majah

6. Asy Syaikhon artinya diriwayatkan oleh 2 perawi yaituh Bukhari dan Muslim

7. Al Jama'ah artinya diriwayatkan oleh para perawi yang banyak jumlahnya lebih dari 7 perawi.

MATNU'L HADIST adalah pembicaraan,materi berita yg berakhir pada sanad yg terakhir.Baik pembicaraan itu sabda beliau,sahabat,tabi'in.Baik isi pembicaraan itu tentang perbuatan Nabi,maupun perbuatan sahabat yang tak disanggah oleh Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wasallam.

SANAD atau THARIQ adalah jalan yg dapat menghubungkan matnu'l hadis kepada Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wasallam.

Klasifikasi hadist menurut dapat diterimah atau di tolaknya hadist sebagai Hujjah (dasar hukum) :
1. Hadist Shohih ialah hadist yg diriwayatkan oleh rawi yg adil,sempurna ingatannya,sanadnya bersambung tak ber illat dan tak janggal.Illat artinya suatu penyakit yg samar2 yg dapat menodai suatu hadist.

2. Hadist Makbul Ialah hadist2 yg mempunyai sifat2 yg dpt diterimah sebagai hujjah.Yg termasuk adalah hadist shohih dan hadist Hasan

3. Hadist Hasan ialah hadist yg diriwayatkan oleh rawi yg adil tapi tak begitu kuat hafalanya,sanadnya bersambung dan tak terdapat illat serta kejanggalan pada matannya.Hadist Hasan termasuk hadist yg makbul biasanya buat hujjah sesuatu hal yg tak terlalu rumit.

4. Hadist Dhoif ialah hadist yg kehilangan satu syarat atau lebih dr syarat2 hadist shohih dan hadist hasan.Hadist ini berbagai macam dan mempunyai perbedaan derajat satu sama lain.

Klasifikasi Hadist Dhoif berdasarkan kecacatan perawinya :
1. Hadist Maudhu' ialah hadist yg diciptakan oleh pendusta yg ciptaanya itu mereka katakan bahwa itu adalah sabda beliau baik itu di sengaja maupun tidak.

2. Hadist Maktruk ialah hadist yg menyendiri dlm periwayatan,yg diriwayatkan oleh orang yg dituduh dusta dalam perhadistan

3. Hadist Mungkar ialah hadist yg menyendiri dlm periwayatanya yg diriwayatkan oleh orang banyak kesalahannya atau jelas kefasiqkan yg bukan karna dusta

4. Hadist Mu'allal (ma'lul,mu'all) ialah hadist yg tampaknya baik namun setelah diteliti ternyata cacat.Hal ini karna salah sangka rawinya dgn menganggap bahwa sanadnya bersambung pdhal tidak.

5. Hadist Mudraj (saduran)ialah hadist yg disadur dgn sesuatu yg bukan hadist atas perkiraan bahwa saduran itu termasuk hadis.

6. Hadist Maqlub ilah hadist yg terjadi mukhalafah/menyalahi hadis lain disebabkan mendahului atau mengakhiri.

7. Hadist Muditharrib ialah hadist yg menyalahi dgn hadist lain terjadi pergantian pada satu segi yg saling dpt bertahan dgn tak ada yg dpat ditarjihkan

8. Hadist Muharraf ialah hadist yg menyalahi hadis lain disebbkan karna perubahan syakal kata dgn masih tetapnya bentuk tulisan.

9. Hadist Mushahhaf ialah hadist yg mukhalafahnya karna perubahan titik kata sedang bentuk tulisanya tak berubah

10. Hadist Mubham ialah hadist didalam matan atau sanad terdapat perawi yg tak dijelaskan apakah ia laki2 atau wanita.

11. Hadist syadz(kejanggalan) ialah hadis yg diriwayatkan oleh seorang yg makbul menyalahi riwayat yg lebih rajih lantaran mempunyai kelebihan atau banyaknya sanad atau lain sebagainya dari segi pentarjihan.

12. Hadist Mukhtalith ialah hadist yg rawinya buruk hafalanya disebbkan sudah lanjut usia,tertimpa bahaya,terbakar atau hilang kitab2nya.


BERSAMBUNG ...

Sanad Dan Matan

Sanad atau Isnad secara bahasa artinya sandaran,yaituh jalan yg bersambung sampai kepada matan,rawi2 yg meriyawatkan matan hadist dan menyampaikanya.Sanad dimulai dari rawi yg awal (sebelum pencatat hadist) dan berakhir pada orang sebelum Rasulullah yakni sahabat.Misalnya Al Bukhari meriwayatkan satu hadist.Maka Al Bukhari dikatakan mukharrij atau mudawwim(yg mengeluarkan atau mencatat hadist).Rawi yg sebelum al bukhari dikatakan awal sanad sedangkan sahabat yg meriwayatkan hadist itu dikatakan akhir sanad.

Matan secara bahasa artinya kuat,kokoh,keras maksudnya isi,lafazh2 hadist yg terletak sesudah rawi dari sanad yang akhir.

Para ulama hadis tak mau menerima hadist yg datang kepada mereka melainkan jika mempunyai sanad,mereka melakukan demikian sejak tersebarnya dusta atas Nabi Shallallahu'alaihi wasallam yg dipelopori oleh orang2 syiah.

Seorang Tabi'in yg bernama Muhammad bin Sirrin (w. 110 H) rahimahullah berkata mereka yakni para ulama hadist tadinya tak menanyakan sanad tetapi tak kala terjadi fitnah,mereka berkata sebutkan kepada kami nama rawi2mu,bila dilihat yg menyampaikanya Ahlu Sunnah maka hadistnya diterimah tetapi bila yg menyampaikanya ahlul bid'ah maka hadistnya ditolak. (Muqaddimah Shahih Muslim)

Abdullah bin Al-Mubarak (w 181 H) berkata Sanad itu termasuk dari agama,kalau seandainya tak ada sanad maka orang akan berkata sekehendaknya apa yang ia inginkan.(Syarah shahih muslim,an-nawawi 1/187).

Pembagian As-Sunnah menurut Sampainya kepada kita.

As-Sunnah yang datang dari Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam kepada kita di lihat dari segi sampainya di bagi menjadi dua yaituh Mutawatir dan Ahad.
Hadist Mutawatir ialah berita dari Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam yg disampaikan secara bersmaan oleh orang2 kepercayaan dgn cara yg mustahil mereka bisa sepakat untuk berdusta.

Hadist Mutawatir mempunyai 4 syarat yaituh :
1. Rawi2nya tsiqat dan mengerti terhadap apa yg dikabarkan dan menyampaikanya dgn kalimat pasti.
2. Sandaran penyampaian kepada sesuatu yang kongkret,seperti penyaksian atau mendengar langsung.
3. Bilangan/jumlah mereka banyak,mustahil menurut adat mereka berdusta.
4. Bilangan yang banyak ini tetap demikian dari awal sanad,pertengahan sampai akhir sanad yang meriwayatknnya minimal 10 orang. (Tafsir Musthalaahil Hadist, Dr.Mahmud Thah-hah (hal.19-20).

Hadist ahad adalah hadist yg derajatnya tak sampai ke derajat Mutawatir.Hadist2 ini terbagi menjadi 3 macam :
1. Hadist Masyhur yaituh hadist yg diriwayatkan dgn tiga sanad.
2. Hadist 'aziz yaituh hadist yang diriwayatkan dgn dua sanad
3. Hadist Gharib yaituh hadist yg diriwayatkan dgn satu sanad.(Lihat rincian dalam kitab Taisir Musthalaahil Hadiits, Dr.Mahmud Thah-han (hal.22-31)

Sumber :
Disalin dari buku As Sunnah dalam syariat islam. Bab 1 : As-Sunnah dan Definisinya penulis Yaziz Abdul Qadir Jawas,penerbit Pustaka At-Taqwa.Cetakan kedua Jumadil akhir 1426H/juli 2005.

Macam-Macam Hadist Bag.2

IV. Beberapa Pengertian/Istilah dalam Ilmu Hadist

IV.A. Muttafaq 'Alaih
hadist yg diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari sumber sahabat yang sama atau dikenal sebagai Hadist Bukhari-Muslim.

IV.B. As Sab'ah
yang artinya 7 perawi yaituh :
1. Imam Ahmad
2. Imam Bukhari
3. Imam Muslim
4. Imam Abu daud
5. Imam Tirmidzi
6. Imam Nasa'i
7. Imam Ibnu Majah

IV.C. As Sittah
yaituh 6 perawi yang tersebut pada As Sab'ah kecuali Imam Ahmad bin Hambal

IV.D. Al Khamsah
yaituh 5 perawi yg tersebut pada As Sab'ah kecuali Imam Bukhari Dan Imam Muslim.

IV.E. Al Arba'ah
yaituh 4 perawi yg tersebut pada As Sab'ah kecuali Imam Ahmad,Imam Bukhari dan Imam Muslim.

IV.F. Ats Tsalatsah
yaituh 3 perawi yg tersebut pada As Sab'ah kecuali Imam Ahmad,Imam Bukhari,Imam Muslim dan Ibnu Majah.

IV.G. Perawi
yaituh orang yang meriwayatkan hadist

IV.H. Sanad
yang artinya sandaran atau jalan matan dari Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wasallam sampai kepada orang yg mengeluarkan(mukhrij) hadist itu atau mudawwin/orang yg membukukan hadist.Sanad biasa disebut juga isnad.Pada dasarnya orang atau ulama yg menjadi sanad hadist itu adalah perawi juga.

IV.I. Matan
isi hadist baik berupa sabda Nabi maupun berupa perbuatan Nabi yang diceritakan oleh sahabat atau berupa taqrirnya.

V. Beberapa kitab hadist yang masyhur/populer

1. Shahih Bukhari
2. Shahih Muslim
3. Riyadhus Shalihin

Macam-Macam Hadist

I. Hadist yang dilihat dari banyak sedikitnya perawi.

I.A. Hadist Mutawatir
Hadist yg diriwayatkan oleh sekelompok orang dr beberapa sanad yg tak mungkin untk berdusta,dapat dicapai oleh panca indra.Berdasarkan itu maka ada beberapa syarat agar hadist bisa dikatakan sebagai hadist Mutawatir :

1. Isi hadist harus hal2 yg dapat dicapai oleh panca indra.
2. Orang yg menceritakannya harus sejumlah orang yg menurut ada kebiasaan tak mungkin berdusta,sifatnya Qath'iy.
3. Pemberita2 itu terdapat pada semua generasi yg sama.

I.B. Hadist Ahad
hadist yg diriwayatkan oleh seseorang atau lebih tetapi tak mencapai tingkat Mutawatir.Sifat atau tingkatanya adalah zhonny sebelumnya para ulama membagi hadist ahad menjd 2 bagian yakni hadist shahih dan hadist Dha'if.Namun Imam At Turmudzi kemudian membagi 3 hadist ahad ini yaituh :

I.B.1. Hadist Shahih
Menurut Ibnu Sholah hadist ini hadist yg bersambung sanadnya.Ia diriwayatkan oleh orang yg adil lagi kuat ingatanya hingga akhirnya tak syadz atau bertentangan dgn hadist lain yg lebih shahih dan tak mu'allal atau tak cacat.Dan adapun syarat2nya :
1. Kandungan isinya tak bertentangan dgn Al Qur'an
2. Harus ada sanadnya
3. Diriwayatkan oleh orang/perawi yg adil
4. Diriwayatkan oleh orang yg dhobit/ingatanya kuat
5. Tidak syadz/tak bertentangan dgn hadist lain yg lbh shahih
6. Tidak cacat walaupun tersembunyi.

I.B.2. Hadist Hasan
hadist yang banyak sumbernya atau jalanya dan dikalangan perawinya tak ada yg disangka dusta dan tak syadz.

I.B.3. Hadist Dha'if
hadist yg tak bersambung sanadnya dan diriwayatkan oleh orang yg tak adil dan tak dhobit,syadz dan cacat.

II. Menurut Macam Periwayatannya
II.A. Hadist yang bersambung sanadnya hingga Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wasallam.Hadist ini disebut marfu' atau Maushul.

II.B. Hadist yang terputus sanadnya
II.B.1. Hadist Mu'allaq
hadist yang tergantung yaituh hadist yg permulaan sanadnya dibuang oleh seseorang atau lebih hingga akhir sanadnya,yg berarti termasuk hadist dha'if.

II.B.2. Hadist Mursal
hadist yg dikirim yaituh yg diriwayatkan oleh para tabi'in dari Nabi tanpa menyebutkan sahabat tempat menerima hadist itu.

II.B.3. Hadist Mudallas
Hadist yg disembunyikan cacatnya yaituh hadist yg diriwayatkan oleh sanad yg memberikan kesan seoalah2 tak ada cacatnya.Padahal sebenarnya ada,baik dalam sanad atau pada gurunya.Jadi hadist ialah hadist yg ditutup2pi kelemahan sanadnya.

II.B.4. Hadist Munqathi
hadist yg terputus yaituh yg gugur atau hilang seorang atau dua orang perawi selain sahabat tabi'in

II.B.5. Hadist Mu'dhol
hadist yg terputus sanadnya yaituh hadist yg diriwayatkan oleh para tabi'it dan tabi'in dar Nabi atau dari sahabat tanpa menyebutkan tabi'in yg menjadi sanadnya.

III. Hadist-Hadist Dha'if disebabkan oleh Cacat perawi.
III.A. Hadist Maudhu'
yg berarti dilarang yaituh hadist dalam sanadnya terdapat perawi yg berdusta atau dituduh dusta.Jadi hadist ini adalah hasil karangan sendiri bahkan tak pantas disebut hadist.

III.B. Hadist Matruk
berarti hadist yg ditinggalkan yaituh hadist yg hanya diriwayatkan oleh seorang perawi saja sedangkan perawi itu dituduh berdusta.

III.C. Hadist Mungkar
hadist yg hanya diriwayatkan oleh seorang perawi yg lemah yg bertentangan dgn hadist yg diriwayatkan oleh perawi yg terpercaya,jujur.

III.D. Hadist Mu'allal
hadist dinilai sakit atau cacat.Menurut Ibnu Hajar Al Atsqalani bhw hadist Mu'allal ialah hadist yg nampaknya baik tapi setelah diselidiki ternyata ada cacatnya.Hadist ini biasa disebut jg dgn Hadist ma'lul/yg dicacati atau disebut jg hadist mu'tal/hadist cacat.

III.E. Hadist Mudhthorib
hadist yg kacau yaituh hadist yg diriwayatkan oleh seorang perawi dan beberapa sanad dgn matan/isi kacau atau tak sama dan kontradiksi dgn yg dikompromikan.

III.F. Hadist Maqlub
hadist yg terbalik ialah hadist yg diriwayatkan oleh perawi yg didalamnya tertukar dgn mendahulukan yg belakang atau sebaliknya baik berupa sanad maupun matan

III.G. Hadist Munqalib
hadist yg terbalik sebagian lafalnya hingga pengertianya berubah

III.H. Hadist Mudraj
hadist yg diriwayatkan oleh seorang perawi yg didalamnya terdapat tambahan yg bukan hadist,baik keterangan dari perawi sendiri atau lainnya

III.I. Hadist Syadz
hadist yg jarang adalah hadist yg diriwayatkan oleh perawi yg tsiqah/terpercaya yg bertentangan dgn hadist lain yg diriwayatkan dari perawi2 yg terpercaya pula.Menurut sebagian ulama Hijaz sehingga hadist syadz jarang dihafal ulama hadist.Sedang yg banyak di hafal hadist mahfudz.

BERSAMBUNG...

Pengertian Hadist

Hadist adlh sgl perbuatan,perkataan dan ketetapan dan persetujuan dr Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam.Hadist dijadikan sumber hukum kedua setelah Al Qur'an.

Ada banyak ulama periwayat hadist namun yg sering dijadikan referensi hadist2nya ada 7 ulama yakni
- Imam Bukhari
- Imam Muslim
- Iman Abu Dawud
- Imam Tirmidzi
- Imam Ahmad
- Imam Nasa'i
- Imam Ibnu Majah.

Ada bermacam2 hadist seperti yg diuraikan
I. Hadist yg dilihat dari banyak perawi
a. Hadist Mutawatir
b. Hadist Ahad
- Hadist shahih
- Hadist Hasan
- Hadist Dha'if

II. Menurut macam periwayatnya
a. Hadist yg bersambung sanadnya(hadist marfu' atau maushul).
b. Hadist yg terputus sanadnya
* Hadist Mu'allaq
* Hadist Mursal
* Hadist Mudallas
* Hadist Munqathi
* Hadist Mu'dhol

III. Hadist Hadist dha'if disebabkan oleh cacat perawi
a. Hadist Maudhu'
b. Hadist Matruk
c. Hadist Mungkar
d. Hadist Mu'allal
e. Hadist Mudhthorib
f. Hadist Maqlub
g. Hadist Munqalib
h. Hadist Mudraj
i. Hadist Syadz

Sabtu, 24 April 2010

Takut

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda hati2lah kalian terhadap prasangka krn ssungguhnya prasangka itu merupakan perkataan yg paling dusta dan jgnlah kalian intai mengintai dan janganlah kalian berprasangka dan jgnlah kalian saling bersaing dan jgn pulalah kalian dengki mendengki,dan jgnlah kalian benci membenci,jgnlah kalian saling jerumus menjerumuskan dan jadilah kalian sebagai hamba2 Allah yg bersaudara (Hr.Bukhari,Muslim).

Tak ada benteng yg kokoh daripada wara,memelihara diri dari segala yg tercela,bertambah kebaikannya ketika usiapun bertambah.kadang diantara kita mengatakan "aku berharap kepada Allah". Tapi mengapa harapanya kepada Allah tak tampak pada perbuatan,karna jika kita berharap kepadaNYA tentulah akan tampak dari perbuatan2 namun apa yg terjadi keyakinan hanya sebatas lisan,tapi sikap,prilaku,ahlaknya tak membuktikan rasa takut kepada Nya.

Sebaik2 manusia adalah orang yg panjang umurnya dan baik amalnya dan sejahat2 manusia adalah orang yg panjang umurnya dan buruk amalnya (Hr.Ahmad).
"Sesungguhnya Allah merasa heran kepada seorang hamba meminta tapi tak meminta surga.kepada seseorang dia memberi tapi bukan memberi karna berharap pahala.kepada seseorang meminta perlindungan tetapi bukan meminta perlindungan dr neraka" (Hr.Al Khatib).

Takutlah kepadaNYA krn siksaNYA Sangat menyakitkan.jagalah kenikmatan yg diamanahkan dgn kesyukuran.peliharalah diri agar selalu berdzikir.Hati yg aman adalah hati yg disertai kualitas keimannya, "Dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan kpdmu dgn sedikit ketakutan,kelaparan,kekurangan harta,jiwa dan buah2n dan berikanlah berita gembira kepada orang2 yg sabar" (Al Baqarah 155).
"Dan diantara manusia ada orang yg ucapanya tentang kehidupan dunia menarik hatimu dan dipersaksikanya kepada Allah atas kebenaran isi hatinya padahal ia adalah penentang yg paling keras" (Al Baqarah 204)

Dengan kesadaran akan keberadaan manusia didunia sbg hamba maka manusia harus berusaha mencari ridhoNYA dan dan berhati2 pada perkara yg menghancurkan kelezatan iman yg merusak segala kegembiraan bersamaNYA.

bersungguh sungguhlah kita dalam beriman,menyesal dan bertaubat kemudian menangislah karna menangis kunci taat dan takut kepadaNYA.tangisan memadamkan api kemaksiatan.ingatlah " Dan Barangsiapa yg menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dgn sungguh2 sedang ia adalah mukmin maka mereka itu adalah orang2 yg usahanya di balas dgn baik"(Al Israa 19)

Kebenaran

Kebenaran itu berat dan sehat sedangkan kebathilan itu ringan dan berpenyakit.Tipu muslihat yg paling sulit adalah menyifatkan kebathilan dalam bentuk kebenapan pada orang pandai.Tak ada yg dapat menghibur kecuali kebenaran dan tak ada yg menjadikan kesedihan kecuali kebathilan."Banyak orang jahil yg rajin beribadah dan banyak pula orang yang alim durhaka karna itu hati2lah kalian terhadap orang2 jahil yg ahli ibadah dan orang2 durhaka yg menjadi ulama" (Hr.Ad Dailami).
Apakah kamu mengira bhw kamu akan masuk surga padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang2 terdahulu sebelum kamu (Al Baqarah 214).

Bagi yang tak tercegah dari kebathilan sesungguhnya ia telah lupa akan akhiratnya.Kadang seseorang berniat hal yg baik tapi ditengah jalan niatnya pupus karna ulah dirinya sendiri,terkadang ia direkayasa dan kebathilan membinasakanya.Kebanyakan orang memcampur adukan kebenaran dan kebathilan.

"Perumpamaan petunjuk dan ilmu yg mana Allah mengutusku adalah seperti hujan yg mengenai bumi.Daripadanya ada sebidang tanah yg menerima airnya lalu menumbuhkan padang rumput yg banyak.Daripadanya ada sebidang tanah yg menahan airnya lalu Allah memberikan manfaat kepada manusia dgnnya dimana mereka minum dan bercocok tanam.Daripadanya ada sebidang tanah yg gersang tak dapat menahan air dan tak menumbuhkan padang rumput" (Hr.Mutafaq Alaih).

"Barang siapa yg sholatnya tak dapat mencegahnya dari perbuatan keji dan mungkar tiada lain berarti ia makin bertambah jauh dari Allah subhanahu wa ta'ala" (Hr.Thabrani).
"Janganlah kalian berbicara dgn ucapan yg buruk,janganlah kalian sindir menyindir,janganlah kalian mendengarkan khabar orang lain" (Hr.Bukhari,Muslim).

"jadilah kamu seorang pengajar atau pelajar atau mendengar ilmu atau mencintai ilmu dan janganlah kamu menjadi yg ke 5 kamu pasti menjadi org yg celaka" (Hr.Baihaqi).
"sebaik2 umatku adalah orang2 yg bilamana mereka berbuat dosa segera bertaubat dan bilamana berbuat baik merasa gembira" (Hr.Thabrani)

Segolongan dari ahli kitab ingin menyesatkan kamu padahal mereka sebenarnya tak menyesatkan melainkan dirinya sendiri dan mereka tak menyadari.Hai ahli kitab mengapa kamu mengingkari ayat2 Allah padahal kamu mengetahui kebenaranya,hai ahli kitab mengapa kamu mencampur adukan yg haq dan menyembunyikan kebenaran padahal kamu mengetahui? (Al Imran 69-71).

Keridhoan memiliki buah yg melimpah berupa keimanan,keyakinanya semakin mendalam akan melahirkan kejujuran dalam berkata,berbuat dan berprilaku."Dan diantara manusia ada yg mengorbankan dirinya karna mencari keridhoan Allah dan Allah Maha Penyantun kepada hamba2Nya"(Al Baqarah 207).

Jika keyakinan tertanam kuat dalam hati maka bencana akan menjadi karunia setiap ujian menjadi anugrah.Karna sesungguhnya Sang Khalid telah menentukan segala sesuatunya.Manusia cuma bisa berusaha tapi tetap mutlak milik Allah untuk menentukan.Maka berbahagialah orang2 yg tertimpa musibah atas kesabaran dan kerelaan.

Bagi orang yang ingin melakukan kebenaran adalah bertaubat untuk membersihkan hati dan perbuatan yg tercela.Maka datanglah kenikmatan yg akan merubah kegelapan menjadi cahaya,ketakutan menjadi pelindung,karna taubat adalah pusat kekuasan hati yg menjdikan hati menjadi takwa dan berani menghadapi semua ujian dan cobaan.

Barangsiapa yg dikehendaki oleh Allah menjadi buruk maka dihidupkanlah ia terhadap apa yg merugikan,sehingga binasalah dunia dan akhiratnya.Allah menciptakan penyakit dan penawarnya.Maksiat penawarnya ketaatan,kezaliman penawarnya keadilan,kekeliruan penawarnya kebenaran,Menentang Allah penawarnya bertaubat.Maka dari itu sempurnahlah penyembuhan jika mahluk2 yg ada di hatimu tersingkir,kemudian bergaullah dalam ibadah,jangan memberi celah kepada nafsu karna jika engkau mengajarkan ketaatan pada nafsumu dgn patuh pada jalan Allah maka ia ada dalam pengendalianmu.

Menjadi Mukmin yang Sebenarnya.

4 pilar iman yaiuuh sabar,yakin,keadilah dan jihad.

Sabar memiliki 4 cabang yaituh rindu,takut,zuhud dan antisipasi.Barangsiapa yg rindu pada surga,dia akan melupakan segala godaan hawa nafsu dan barangsiapa yg takut neraka dia akan meningalkan segala yg diharamkan.Brangsiapa zuhud didunia dia akan menganggap ringan semua musibah.Barangsiapa yg mengantisipasi kematian dia akan bergegas melakukan amal amal.

4 Cabang Yakin yaituh memandang sgl sesuatu dgn ketajaman pemikiran,menafsirkan dgn hikmah,menjadikan pelajaran sebagai nasehat,sunnah orang2 terdahulu.Brangsiapa yg memandang sgl sesuatu dgn ketajaman fikiran,akan jelaslah baginya hikmah.Brangsiapa yg jelas hikmah dia akan mengenal pelajaran seakan2 dia termasuk orang2 terdahulu.

4 Cabang Keadilan yaituh menyelami pemahaman,mendalami ilmu,mengetahui intisari hukum,kukuh dalam kesabaran.Brangsiapa yg faham dia akan mengetahui kedalaman ilmu.Brngsiapa yg telah mengetahui kedalaman ilmu,tak akan keluar dr syariat2 hukum.Brngsiapa yg bersabar,dia tak akan melampaui batas dalam semua hal.

4 Cabang Jihad yaituh mengajak pada kebaikan,mencegah kemungkaran,lurus dlm tiap keadaan dan membenci orang fasik.

4 Pilar Kekufuran yaituh introgasi,pertentangan,penyimpangan dan perpecahan.Barangsiapa mengingtrogasi berlebihan dia tak akan sampai pada kebenaran.Brangsiapa banyak pertentangan dgn kebodohan dia senangtiasa berada dlm kesesatan.Brangsiapa yg menyimpang kebaikan akan buruk dimatanya,brangsiapa yg terpecah akan sulit urusanya dan sempit jalan keluarnya.

4 Cabang Keraguan yaituh saling bermusuhan,ketakutan,bimbang dan pasrah.

Iman adalah ma'rifat dgn hati,pengakuan dgn lidah dan tindakan anggota tubuh.Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda "Tahukah kalian siapakah org yg paling dahulu mendapatkan naungan Allah? Mereka adalah orang2 yg dberi kewajiban,mereka menerimanya dan apabila diminta menunaikan kewajiban itu,mereka memberikan serta memutuskan perkara orang2 lain sebagaimana mereka memutuskan terhada dirinya sendiri" (Hr.Ahmad).

"Seorang mukmin yg paling utama islamnya ialah terselamatkanya orang2 muslim lain dr lisan dan tanganya.Orang mukmin yg paling utama imannya ialah yg paling baik ahlaknya,muhajjir yg palng utama ialah yg menjauhi hal2 yg diharamkam,jihad palng utama melawan hawa nafsu"(Hr.Thabrani).

Sesungguhnya yang sebenar benar orang mukmin ialah orang orang yg beriman kepada Allah dan RasulNYA (An Nuur 62). Sesungguhnya orang2 yg beriman itu adalah mereka apabila disebut nama Allah gemetarlah hatinya dan apabila dibacakan kepada mereka ayat2Nya bertambah keimanannya karnanya (Al Anfaal 2).

Jika ingn menjadi mukmin yg sebenarnya jagalah lisan,karna tiap kata harus dibuktikan dalam perbuatan.Keburukan kata2 merupakan keburukan hati,maka pergunakanlah waktu dgn sesuatu yg berharga karna masa yg dilewati tanpa dzikir merupakan masa penyesalan di akhirat.

Kehidupan seorang mukmi bagaikan matahari kehidupanya selalu bersinar .Karna orang mukmin adalah orang yg menginginkan kebaikan dan selalu memohon dikaruniai ketaatan,rela dan syukur atas segalanya.Pendalaman hukum2 agama (fiqih).Tiap manusia mempunyai cela dan kebusukan yg andaikata diketahui orang lain maka mereka akan membecinya akan tetapi karna Allah menutupinya.Untuk itu seharusnya kita mengembalikan pujian kepadaNYA yg menutup aib aib manusia.

Allah menjanjikan kpd orang2 mukmin lelaki dan wanita akan mendapat surga yg dibawahnya mengalir sungai2 kekal mereka didalamnya dan mendapat tempat2 yg bagus di surga 'Adn.Dan keridhoan Allah Lebih besar itu adalah keberuntungan yg besar(At Taubah 72)

MENGHAYATI SIFAT WUDHU’ RASULULLAH DENGAN DALIL YANG SAHIH

engertian Wudhu’

Menurut bahasa, kalimah wudhu’ apabila dibaca dengan (أَلْوُضُوْءُ) iaitu dengan didhammahkan huruf wawnya, ia bermaksud perbuatan berwudhu’. Dan apabila difathahkan wawnya, maka (أَلْوَضُوْءُ) ia bermaksud air wudhu’.

Wudhu’ menurut syara ialah: Menggunakan air bersih (suci lagi mensucikan) untuk membasuh anggota-anggota tertentu yang telah ditetapkan oleh syara.

Berwudhu’ untuk solat adalah merupakan perintah dari Allah Azza wa-Jalla sebagaimana firman-Nya:

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu akan mendirikan solat maka basuhlah muka kamu dan tangan-tangan kamu hingga siku-siku kamu dan sapulah kepala kamu serta (basuhlah) kaki-kaki kamu sehingga ke kedua mata kaki!”. (Surah al-Ma’idah, 5: 6)

Tidak sah solat seseorang tanpa bersuci atau berwudhu’ terlebih dahulu, sebagaimana perintah dan penjelasan dari hadis-hadis yang sahih:

“Tidak ada solat bagi orang yang tidak berwudhu’.” (H/R Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah)

“Allah tidak menerima solat tanpa bersuci (berwudhu’)”. (H/R Muslim, 1/60)

“Tidak diterima solat seseorang antara kamu jika berhadas sehinggalah dia berwudhu’”. (H/R Bukhari, 1/206. Muslim, No. 225)

“Sesungguhnya aku diperintah agar berwudhu’ apabila aku ingin mendirikan solat”. (H/R Abu Daud, no. 3760. Disahihkan oleh al-Albani, Lihat: as-Sahihah)

Fadhilat Berwudhu’

1 – Sebahagian Dari Iman

Diriwayatkan daripada Abu Malik al-Ash’ari radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

“Bersuci itu adalah sebahagian daripada iman...” (H/R. Muslim, no. 223)

2 – Wudhu’ Yang Sempurna Menghapuskan Dosa

Pengambilan wudhu’ yang sempurna bukan sahaja menjamin diterimnya solat tetapi ianya juga dapat menghapuskan dosa-dosa selagi tidak melakukan kesyirikan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: Apabila seseorang hamba muslim atau mukmin berwudhu’ maka setelah ia membasuh wajahnya, keluarlah dari wajahnya segala dosa yang telah dilihat oleh kedua matanya melalui air atau bersama titisan air yang terakhir. Ketika membasuh kedua tangannya keluarlah dari kedua tangannya setiap dosa yang telah dilakukan oleh kedua tangannya bersama air atau bersama titisan air yang terakhir. Sewaktu ia membasuh kedua belah kakinya, keluarlah dari kedua kakinya setiap dosa yang dilangkah oleh kedua kakinya bersama air atau bersama air terakhir sehinggalah setelah ia selesai berwudhu’ ia bersih dari dosa-dosanya”. (H/R. Muslim, 1/148)

“Barangsiapa yang berwudhu’ seperti ini (seperti wudhu’nya Rasulullah), diampunkan dosa-dosanya yang telah berlalu dan solat serta perjalanannya ke masjid adalah dipenuhi pahala”. (H/R. Muslim, 3/113)

“Dari Abi Umamah radiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: Apabila seseorang muslim berwudhu’ maka akan keluar dosa-dosanya dari pendengarannya (telinganya), matanya, tangannya dan dari kedua kakinya. Apabila ia duduk menanti solat, ia duduk dalam keampunan (diampunkan) dosa-dosanya”. (H/R. Ahmad, 5/252. Hadis Hasan: Lihat Jami’ as-Saghir, No. 461)

3 – Wudhu’ Mengangkat Darjat Manusia

Diriwayatkan daripada Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda: Sukakah kamu semua sekiranya aku tunjukkan kepada kalian akan amalan yang dapat menghapuskan kesalahan-kesalahan dan mengangkat beberapa darjat kalian? Mereka menjawab: “Ya, wahai Rasulullah”. Maka Baginda Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pun bersabda: “Iaitu (antaranya) menyempurnakan wudhu’ walaupun dalam keadaan yang tidak disenangi (seperti kesejukan dan sebagainya)…” (H/R. Muslim, no: 253)

4 – Wudhu’ Dapat Membuka Pintu Ke Syurga

Diriwayatkan dari Umar bin al-Khattab radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

“Tiada seorang pun dari kalian yang berwudhu’, lalu ia menyampaikan atau meratakan wudhu’nya, kemudian dia mengucapkan: “Asyhadu alla ilaha illallah wa anna Muhammadan ‘Abduhu wa Rasuluh”, melainkan dibukalah untuknya pintu syurga yang lapan, dia boleh memasuki dari pintu mana pun yang dia kehendaki.” (H/R. Muslim, no: 234)

5 – Wudhu’ Memberi Cahaya Di Akhirat

Diriwayatkan daripada Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda:

“Perhiasan-perhiasan di syurga itu sampai di tubuh seorang mukmin, bersesuaian dengan anggota yang dicapai oleh wudhu’.” (H/R. Muslim, no: 250)

6 – Wudhu’ Dapat Membuka Ikatan Syaitan

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau meriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, bahawa syaitan mengikut manusia ketika tidur di malam hari, dengan tiga ikatan. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memberitahu cara untuk merungkai ikatan tersebut, dalam sabda Baginda Shallallahu ‘alaihi wa Sallam:

“…sekiranya dia (manusia) bangun (dari tidurnya), dan mengingati Allah, bebaslah satu ikatan. Sekiranya dia berwudhu’ pula, bebaslah satu ikatan lagi, dan sekiranya dia bersolat, bebaslah satu ikatan lagi. Maka dia akan menjadi segar dan baik dirinya. Sekiranya dia tidak melakukannya (berzikir, wudhu’, dan bersolat), maka dia akan menjadi buruk dan pemalas”. (H/R. al-Bukhari, no: 1091)

Perkara-perkara Sunnah (Yang Dituntut) Dalam Berwudhu'
1 - Menggosok-gosok Anggota Badan

Sebagaimana hadis Abdullah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu:

“Sesungguhnya telah dibawa kepada Nabi Nabi Shallallahu ‘alaihi tiga mud (cupak) air, maka Nabi telah berwudhu’ dan menggosok-gosok kedua tangannya.” (H/R. Ibnu Hibban, no: 1083)

2 – Meluaskan (Melebihkan) Kawasan Basuhan

Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

“Sesungguhnya, umatku akan dipanggil pada hari kiamat kelak dalam keadaan putih (pada dahi) dan bercahaya (pada anggota) kerana kesan-kesan wudhuk. Maka barangsiapa yang mampu melebarkan warna putihnya, maka lakukanlah.” (HR. Al-Bukhari, no: 136)

3 – Tidak Membazir (Berlebih-lebihan) Dalam Berwudhu’

“Sesungguhnya orang-orang yang membazir itu adalah saudara syaitan...” (al-Israa’ 17: 27)

“Sesungguhnya akan ada di kalangan umat ini, satu kaum yang berlebih-lebihan dalam bersuci dan berdoa.” (H/R. Abu Daud, no: 96, lihat: Sahih Sunan Abi Daud, 1/21)

Imam al-Bukhari (w. 256H) telah berkata: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah menerangkan bahawa wudhu’ difardhukan (basuhannya) sekali, dua kali, dan tiga kali, dan tidak lebih dari tiga kali, dan Ahli Ilmu membenci berlebih-lebihan dalam berwudhu’ dan melebihi (bilangan) yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam”. (Sahih al-Bukhari, 1/62)

4 – Membasuh Dengan Sekali, Dua, dan Tiga Kali

Dibolehkan membasuh anggota wudhu’ dengan sekali basuhan, dua kali dua kali dan tiga kali tiga kali, tetapi tidak dibolehkan membasuh sehingga empat kali. Sepakat ulama bahawa membasuh sekali hukumnya wajib. Sementara membasuh dua kali dan tiga kali adalah sunnah. (Lihat Majmu’ al-Fatawa, 1/229) Kecuali kepala dan telinga hanya diusap sekali (dan hukumnya bid’ah jika diusap melebihi sekali) usapan. (Lihat: Bidayatul Mujtahid, 1/13, Tarjih Ibnu Rusyd) Yang paling sempurna ialah mencontohi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dengan melakukan tiga kali (selain kepala dan telinga). Adapun hadis-hadis yang membolehkan satu kali, dua kali dan tiga kali cucian ialah:

“Dari Ibnu Abbas radiyallahu ‘anhu berkata: Telah berwudhu’ Nabi sallallahu ‘alaihi wa-sallam (dengan membasuh) satu kali, satu kali”. (H/R. al-Bukhari, 1/226)

Ada kalanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam membasuh anggota wudhu’nya dua kali, dua kali.

“Dari Abdullah bin Zaid radiyallahu ‘anhu berkata: Bahawa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berwudhu’ (membasuh anggota wudhu’) dengan dua kali, dua kali”. (H/R. al-Bukhari, 1/226)

Ada kalanya baginda membasuh anggota wudhu’ dengan tiga kali, tiga kali:

“Baginda membasuh anggota-anggota wuduknya tiga kali”. (H/R. al-Bukhari)

“Dari Uthman bahawa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berwudhu’ (membasuh anggota wudhu’) tiga kali, tiga kali”. (H/R. Muslim)

“Dari Amr bin Syu’aib radiyallahu ‘anhu dari ayahnya dari datuknya, ia berkata: Telah datang seorang Badwi kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menanyakan permasalahan wudhu’ lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memperlihatkannya tiga kali tiga kali dan baginda bersabda: “Itulah bilangan wudhu’, maka barangsiapa menambah dari itu maka ia telah melakukan keburukan, pelanggaran dan kezaliman”.” (H/R. Ahmad)

5 - Berdoa Setelah Berwudhu’

Berdoa sejurus atau selepas berwudhu’ adalah sebagaimana yang diamalkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam:

“Dari Umar bin al-Khattab radiyallahu ‘anhu berkata: Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: Tiada seorang pun di antara kamu yang berwudhu’ dengan sempurna, kemudian ia mengucapkan:

أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ ، وَاَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

pasti (yang membaca doa di atas ini) akan dibukakan baginya kelapan-lapan pintu syurga, dia boleh masuk dari mana yang dia kehendaki”. (H/R. Muslim No. 234)

Pada hadis riwayat Imam at-Tirmizi terdapat penambahan di hujungnya, iaitu:

اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

“Ya Allah, jadikanlah aku golongan orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku golongan orang-orang yang membersihkan diri!” (Sahih: Lihat Shahih Sunan at-Tirmidzi)

“Dari Abi Sa’ied al-Khudri radiyallahu ‘anhu berkata: Telah bersabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: Sesiapa yang berwudhu’ kemudian setelah selesai darinya dia membaca:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ اَللَّهُمَّ وَأَتُوْبُ اِلَيْكَ

Maka (dengan membaca doa ini) dituliskan di tempat tulisan, kemudian terpelihara dalam lambaran, maka tidak akan binasa sehingga ke hari kiamat”. (Sahih: Lihat: al-Jami’, no. 6046)

Tatacara/Sifat Wudhu’ Yang Sunnah (Sahih)

1 - Berniat

Maksud niat ialah menyengajakan atau bersungguh-sungguh untuk mengerjakan sesuatu kerana menunaikan perintah Allah ‘Azza wa Jalla. Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:

“Tempat niat itu di hati, bukan di lisan sebagaimana yang disepakati oleh para imam kaum Muslimin, sama ada pada ibadah, taharah, solat, zakat, puasa, haji, membebaskan hamba, jihad dan selainnya. Jika diucapkan dengan lisannya tetapi berlainan dengan kehendak hatinya maka yang diterima hanya yang diniatkan oleh hatinya bukan lafaznya. Sebaliknya jika diucapkan niat dengan lisannya sedangkan berlainan dengan niat yang di hatinya maka ia tidak diterima menurut kesepakatan Imam-Imam Muslimin”. (Lihat: Majmu’ ar-Rasail al-Kubra, 1/234)

Setiap amal ibadah dituntut agar dimulakan dengan niat sebagaimana sabda Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam:

“Setiap amal itu dimulakan dengan niat, sesungguhnya bagi setiap insan mengikut apa yang diniatkan”. (H/R al-Bukhari, 1/9)

2 - Membaca Basmalah (bismillah)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah memerintahkan agar membaca basmalah (bismillah) di setiap kali hendak berwudhu’. Baginda bersabda:

“Tiada wudhu’ bagi sesiapa yang tidak menyebut nama Allah di atas wudhu’nya”. (H/R at-Tirmizi, 26. Disahihkan oleh al-Albani dalam al-Jami’ 7444)

Diketika kekurangan air, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pernah meminta air untuk berwudhu’ maka setelah memperolehi air, baginda memasukkan tangannya ke dalam air tersebut. Baginda memerintahkan para sahabat agar membaca basmalah ketika hendak berwudhu’:

“Semasa Rasulullah meletakkan tangannya di dalam air, baginda bersabda: Berwudhu’lah kamu sekalian dengan nama Allah. Maka aku melihat air keluar dari celah-celah jari-jemari baginda sehinggalah orang yang terakhir (dapat berwudhu’). Thabit bertanya (kepada Anas): Berapa jumlah mereka? Sekitar tujuh puluh orang (jawab Anas)”. (H/R al-Bukhari, 1/236)

Telah dijelaskan oleh Ibnu Qudamah rahimahullah, bahawa berdasarkan hadis-hadis di atas maka menurut Imam Ahmad rahimahullah membaca bismillah ketika hendak berwudhu’, hendak mandi dan bertayamum adalah wajib hukumnya. Al-Hasan al-Basri dan Ishaq bin Rahawaih serta ramai para imam-imam yang lain juga berpendapat seperti itu. Menurut Ibnu Qudamah:

“Apabila ditetapkan wajibnya (membaca basmalah), jika ditinggalkan dengan sengaja maka thaharahnya tidak sah kerana meninggalkan yang wajib dalam thaharah sama seperti meninggalkan niat. Adapun jika meninggalkan dengan tidak disengajakan (terlupa) maka taharahnya tetap sah”. (Lihat: Al-Mughni, 1/84)

3 - Membasuh kedua telapak tangan

Disunnahkan membasuh kedua tangan sebelum memasukkannya ke dalam air atau sebelum berkumur-kumur. Dan dituntut supaya mendahulukan yang sebelah kanan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

“Dari Aisyah radiyallahu ‘anha, bahawa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menyukai mendahulukan yang kanan apabila memakai sandalnya (kasut), ketika berjalan, bersuci dan dalam segala urusan”. (H/R Ahmad, al-Bukhari dan Muslim)

“Dari hadis Abdillah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu, beliau telah ditanya tentang wudhu’nya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam maka beliau menuangkan air dengan tangannya, lalu membasuh tangannya tiga kali”. (H/R al-Bukhari, 1/255)

4 - Berkumur-kumur, Istinsyaq, Dan Istinsar

“Baginda berkumur-kumur serta memasukkan air ke hidung (serentak) dengan sebelah tangan dan melakukannya tiga kali”. (H/R al-Bukhari, 1/255)

Rasululullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila seseorang kamu berwudhu’ maka hendaklah ia memasukkan air ke dalam hidungnya kemudian ia menyisihkan (menghembuskannya) keluar”. (H/R al-Bukhari, 1/229)

Berkumur-kumur (أَلْمَضْمَضَةُ) ialah: Memasukkan air ke dalam mulut sambil beristinsya’ (menggandingkan atau dengan serentak memasukkan air ke dalam hidung). Syariah berkata: Bahawa dalam mulut dan hidung termasuk muka. (Lihat: Nailul Autar. 1/125) Ketika berkumur-kumur hendaklah menggerak-gerakkan air di dalam mulut dengan bersungguh-sungguh.

Istinsyaq (اَلاِسْتِنْشَاقُ) ialah: Memasukkan air ke dalam hidung dengan tangan kanan, menggerakkan air di dalam hidung, membasuh dan kemudian menghembuskan keluar air tersebut. Cara mengeluarkan air dari hidung “istinsyaq (أَْلإسْتِنْشَاقُ)” ialah setelah mengeluarkan air dari mulut (setelah berkumur-kumur).

Menurut Imam an-Nawawi rahimahullah: “Dari hadis ini (hadis Amru bin Yahya), diambil dalil yang menunjukkan bahawa mazhab yang paling benar ialah sunnah diketika berkumur-kumur dengan membasuh (memasukkan air) ke hidung dengan melakukan kedua-duanya serentak pada setiap kali (berwudhu’) dengan tiga kali cedukan (ambilan) air”. (Lihat: Syarah Sahih Muslim, 3/123)

Istinsar (اَلاِسْتِنْثَارُ) ialah: Bersungguh-sungguh menghirup atau memasukkan air ke hidung dengan tangan kanan (jika tidak berpuasa), kemudian menghembuskan (menyemburkan) air tersebut dari hidung dengan tangan kiri:

“Dari Laqit bin Sabirah radhiyallahu ‘anhu berkata: Wahai Rasulullah, khabarkan kepadaku tentang wudhu’! Baginda bersabda: Sempurnakanlah wudhu’ kamu, sela-selalah celah-celah jari-jemari kamu dan basuhlah hidung dengan menyedut air ke hidung melainkan ketika kamu berpuasa (dengan tidak menyedut bersungguh-sungguh)”. (H/R at-Tirmizi, 38. Juga disahihkan oleh Ibnu Hajar al-‘Asqalani)

5 - Membasuh Muka

Cara membasuh muka ialah bermula dari atas dahi (tempat tumbuhnya rambut) sehingga ke bawah dagu. Dari anak telinga kiri ke anak telinga kanan. Membasuh muka adalah perintah dari Allah ‘Azza wa Jalla. Allah berfirman:

“Dan basuhlah muka kamu”. (Surah al-Ma’idah, 5: 6)

Batas muka yang wajib dibasuh ialah (sebagaimana dijelaskan di atas): Panjangnya dari sebelah atas dimulai dari bahagian yang ditumbuhi rambut (jambul) di kepala (di atas dahi), sehinggalah ke dagu dan janggut. Dan lebarnya bermula dari tepi telinga kanan sehinggalah ke bahagian tepi telinga kiri.

Sebahagian ulama seperti Abu Tsaur dan Ishak menghukum wajib mensela-sela janggut, jika meninggalkannya dengan sengaja maka wajib mengulangi wudhu’ dan solatnya kerana Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sentiasa mensela-sela janggutnya dengan air semasa berwudhu’:

“Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, bahawa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengambil seceduk air lalu dimasukkan di bawah dagunya dan mensela-sela (menyilang-nyilang) air pada janggutnya. Kemudian baginda bersabda: Beginilah yang diperintahkan oleh Tuhanku Azza wa-Jalla”. (H/R Abu Daud, 145. Lihat: al-Jami’u as-Saghir, 4572)

“Dari Uthman, bahawa sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mensela-sela air pada janggut baginda”. (H/R at-Tirmizi, 31. Menurut at-Tirmidzi, al-Hakim dan Ibnu Khuzaimah, hadis ini sahih. Lihat: Tahzibut Tahzib. 5/69)

6 - Membasuh Kedua Tangan Hingga Ke Siku

“Dan (basuhlah) tangan-tanganmu sehingga ke siku-sikumu”. (Surah al-Ma’idah, 5: 6)

“Dari Nu’aim bin al-Mujmir ia berkata: Aku pernah melihat Abu Hurairah berwudhu’ lalu dia menyempurnakan wudhu’nya, kemudian ia membasuh tangan kanannya hingga mengenai lengan atasnya (sikunya), kemudian membasuh tangan kirinya hingga mengenai bahagian lengan kirinya hingga mengenai bahagian lengan atasnya. Di akhir hadis ini Abu Hurairah berkata: Demikianlah aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berwudhu’”. (H/R Muslim, 1/246)

Siku (مرفق) ialah tempat percantuman antara hasta (lengan sebelah bawah) dengan lengan sebelah atas. (Lihat: Kamus Muhith) Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

Menyela Jari-jemari Ketika Membasuh Tangan:

Membasuh sela-sela (celah-celah) jari-jemari sama ada tangan atau kaki adalah perbuatan sunnah yang telah ditinggalkan, ia sangat dituntut kerana telah diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam:

“Dari Ibnu Abbas, bahawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: Apabila kamu berwudhu’, maka sela-selalah (celah-celah) jari-jemari kedua tangan kamu dan kaki kamu”. (H/R Ahmad)

“Dari Laqit bin Sabirah radhiyallahu ‘anhu berkata: Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: Sempurnakanlah wudhu’ dan basuhlah sela-sela (celah-celah) jari-jemari kamu”. (H/R Abu Daud No. Sahih menurut al-Albani di dalam Sahih Jami’ as-Sagir, no. 940)

Menurut Imam San’ani (Lihat: Subulus Salam 1/47) rahimahullah:

“Secara zahirnya, lafaz jari-jemari yang dimaksudkan adalah jari-jemari kedua tangan dan kedua kaki. Ianya telah dijelaskan melalui hadis Ibnu Abbas”.

“Hadis ini juga adalah dalil yang menjelaskan kewajipan menggosok celah-celah jari-jemari, sebagaimana yang ditetapkan dari hadis Ibnu Abbas, seperti yang telah kami jelaskan iaitu hadis yang telah diriwayatkan oleh at-Tirmizi, Ahmad, Ibnu Majah, al-Hakim dan dihukum hasan oleh Imam al-Bukhari. Adapun caranya ialah dengan menggosok-gosokkan dengan menggunakan jari kelingking tangan kiri bermula dengan bahagian bawah jari-jemari. Mengenai menggosok dengan tangan kiri maka sebenarnya ia tidak terdapat walaupun satu nash, hanya itulah yang dikatakan oleh Imam al-Ghazali, yang demikian diqiaskan kepada istinja.”

7 - Menyapu (Mengusap) Air Ke Seluruh Kepala

Pendapat yang paling rajih cara menyapu air di kepala ialah menyapu sehingga ke seluruh bahagian kepala iaitu berdasarkan penjelasan Ibnu Qudamah rahimahullah bahawa (Lihat: al-Mughni (di bawah perbahasan wudhu’)):

“Terdapat sebahagian orang yang berpegang dengan pendapat bahawa: Menyapu kepala hanya sebahagian sudah memadai. Mereka berpendapat bahawa huruf (ب) dalam al-Qur’an (بِرُؤُوْسِكُمْ) bermakna sebahagian (التبعيض). Mereka menafsirkan ayat tersebut: Sapulah air pada sebahagian kepalamu. Walaubagaimanapun pendapat kami bahawa huruf (ب) bermakna: Seluruh kepala (الاِلصاق) sebagaimana firman Allah:

فَامْسَحُوْا بِرُؤُوْسِكُمْ

“Dan sapulah kepalamu (bermaksud: keseluruhan kepalamu)”.

Menurut Imam Asy-Syaukani rahimahullah:

Berikut adalah penjelasan daripada hadis yang membuktikan bahawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menyapu (mengusap) seluruh kepala baginda ialah:

“Dari Abdullah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu, bahawasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menyapu (mengusap) kepala baginda dengan kedua tangannya maka ditemukan kedua tangannya, digerakkan ke belakang. Dimulakan dari bahagian hadapan kepalanya kemudian terus menyapu dengan kedua tangannya sehingga ke tengkuknya, kemudian dikembalikan semula kedua tangannya kebahagian di mana baginda bermula”. (H/R al-Bukhari 1/251)

8 - Mengusap (Menyapu) Air Pada Kedua Telinga

Setelah menyapu air di kepala kemudian terus sahaja mengusap kedua telinga di bahagian luar dan dalam telinga dengan sisa air di tangan. (Lihat: Sifat Wudhu’ Nabi, m/s. 15, Abdullah bin Abdurrahman al-Jibrin). Menurut Syeikh al-Albani rahimahullah:

Tiada ada keterangan di dalam as-Sunnah yang mewajibkan pengambilan air baru untuk menyapu telinga. Maka memadailah dengan sisa air yang digunakan untuk menyapu kepala, sebagaimana hukumnya harus menyapu air di kepala dengan sisa air dari membasuh tangan.

“Dari Abdullah bin Amru radhiyallahu ‘anhu – pada mensifati wudhu’ Nabi – berkata: Kemudian baginda menyapukan air di kepala dan memasukkan kedua jari telunjuknya ke dalam telinga, lalu mengusap bahagian belakang kedua kuping telinga baginda dengan menggunakan kedua ibu jari baginda”. (H/R Abu Daud 135. Disahihkan oleh Ibnu Khuzaimah)

Menurut Imam Ahmad rahimahullah, Ibnu Musayyib, Atha’, Al-Hasan al-Basri, Ibnu Sirin, Sa’ied bin Jubair, An-Nakhaie, At-Thauri dan Malik bahawa kedua telinga termasuk bahagian kepala maka hukum menyapunya sama dengan menyapu kepala. Kerana Rasulullah sallallahu ‘alahi wa-sallam bersabda:

“Dari Ibnu Majah selain dari muka, dari Nabi salallahu ‘alaihi wa-sallam baginda bersabda: Kedua-dua telinga termasuk sebahagian dari kepala”. (H/R Abu Daud. no. 134. Lihat: As-Silsilah As-Sahihah, 1/36)

9 – Sunnah Menyapu Serban Dan Ubun-Ubun (Jambul)

Bagi yang memakai serban, maka memadai menyapu di atas serbannya tanpa ditanggalkan atau menyapu di atas ubun-ubun kemudian di atas serbannya, sebagaimana amalan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam:

“Dari ‘Amru bin Umaiyah berkata: Aku telah melihat Rasulullah Shallallahi ‘alaihi wa sallam menyapu air ke atas serban dan kedua sepatu baginda”. (H/R al-Bukhari, 1/266)

Menurut Imam Ahmad rahimahullah, bahawa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengusap (menyapu dengan air) serban dan jambulnya, ini dilakukan sejalan (bersamaan) berdasarkan hadis Mughirah bin Syu’bah (Lihat: al-Mughni. 1/310) di bawah ini:

“Dari Mughirah bin Syubah, bahawa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berwudhu’ lalu menyapu ubun-ubun (jambul) dan atas serban serta dua sepatunya”. (H/R Muslim, 1/159)

(Menurut Lisanu al-Arab, kalimah (اَلنَّاصِيَةُ) ialah rambut yang tumbuh di atas dahi. Asal kalimahnya (اَلنُّصَّةُ) yang jamaknya (نُصَصٌ) bermakna jambul)

(Perhatian: Serban tidak sama dengan songkok, kupiah atau topi kerana semua ini wajib ditanggalkan. Tidak boleh menyapu air di atas songkok, kupiah atau topi.)

10 - Menyapu Di Atas Telekong Atau Jilbab

Dibolehkan bagi para wanita mengusap (menyapu) air di atas telekong atau jilbabnya. Kenyataan ini berdasarkan amalan Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha yang pernah mengusap (menyapu) air di atas jilbabnya. Perbuatan ini telah di nyatakan oleh Ibnu al-Munzir. (Lihat: Al-Mughni 1/312 dan 1/383-384)

11 - Membasuh Dua Kaki

Diwajibkan membasuh dua kaki sehingga kedua mata kaki atau buku lali. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan (basuhlah) kaki-kaki kamu sehingga kedua mata kaki”. (Surah al-Ma’idah, 5: 6)

“Dari Jarir bin Hazim dari Qatadah dari Anas bin Malik bahawa ada seorang lelaki yang datang kepada Nabi sedang ia telah berwudhu’, ia meninggalkan punggung (tumit) kakinya sebesar tempat kuku (lalu Nabi bersabda kepadanya): Ulangilah dan baguskanlah (sempurnakan) wudhu’mu”. (H/R Abu Daud, Ahmad dan Durqutni)

Berkata Syariah: “Celaka bagi tumit-tumit dari neraka” bahawa hadis ini menunjukkan atas wajibnya membasuh dua kaki, begitulah pendapat jumhur. (Lihat: Nailul Authar, 1/143)

Begitu juga supaya sentiasa sempurna hendaklah dibasuh celah-celah jari-jemari kaki dan mencela-cela dengan jari yang paling kecil iaitu mencela-cela menggunakan jari kelingking.

12 - Tertib

Berwudhu’ hendaklah mengikut tertib (turutan) seperti mana yang telah ditunjukkan melalui dalil al-Qur’an dan as-Sunnah iaitu dengan:

1 – Membasuh tapak tangan
2 – Berkumur-kumur & Memasukkan air ke dalam hidung
3 – Membasuh muka
4- Membasuh tangan sehingga ke siku
5 – Menyapu (mengusap) kepala dan telinga
6 – Membasuh kaki sehingga ke buku lali.

Kesemua ini adalah berdasarkan firman Allah:

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu ingin mengerjakan solat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sehingga ke siku, dan sapulah kepalamu dan basuhlah kakimu sehingga kedua buku lali”. (al-Ma’idah 5: 6)

Juga berdasarkan ke-umuman hadis Jabir rahiyallahu ‘anhu, ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam ingin memulakan sai’e antara Safa dan Marwah, Baginda menyebut firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

“Sesungguhnya Safa dan Marwah itu adalah antara syi’ar-syi’ar Allah”. (al-Baqarah, 2: 158). Kemudian Baginda bersabda: Aku bermula dengan apa yang dimulakan oleh Allah, dan Baginda bermula dengan safa.” (H/R Muslim)

Hadis di atas menunjukkan bahawa Nabi memulakan sai’e di Safa kerana Allah memulakan sebutan “Safa” di dalam surah al-Baqarah, 2: 158.

Maka, begitulah juga dengan ayat wudhu’ dalam surah al-Ma’idah tadi. Kemudiannya lagi, ia turut dijelaskan dengan begitu banyaknya hadis-hadis yang menunjukkan tertib seperti itu.